Dewan Ingingkan Keberadaan Bank bjb Syariah Harus Lebih Berkembang

BANDUNG – Anggota Komisi III Dewan Perwakilan rakyat Daerah (DPRD) Provinsi Jawa Barat Abdul Jabar Majid menekankan agar keberadaan Bank bjb Syariah harus lebih berperan aktif. Terlebih, mayoritas penduduk Jabar beragama Islam.

Dia menilai, saat ini masyarakat memiliki perhatian lebih terhadap produk-produk Syariah. Sehingga, momentum ini bisa dimanfaatkan sebagai modal pengembangan.

“Kesempatan ini harus dimaksimalkan lagi oleh Bank bjb Syariah. Jabar ini kan memiliki masyarakat Muslim yang besar, dan otomatis keinginan masyarakat untuk memakai perbankan syariah juga tinggi,” ucap Abdul Jabar di Bandung, Jumat (7/8).

Dia menuturkan, bank bjb Syariah merupakan satu kesatuan dengan bank bjb konvensional. Sehingga untuk terus memajukan Bank bjb Syariah diperlukannya konsolidasi.

Abdul Jabar berpendapat Bank bjb konvensional harus terus mendorong anak perusahaannya dengan memberikan permodalan. Sehingga dengan modal kuat bisa bersaing dengan perbankan syariah lainnya.

Diberitakan sebelumnya, Pemprov Jabar, terus berkomitmen untuk mengembangkan perbankan syariah. Hal itu dikatakan Gubernur Jabar, Ridwan Kamil, belum lama ini.

Menurutnya, jumlah pesantren di Jabar cukup banyak hingga ribuan. Namun, market share perbankan syariah di Jabar masih kecil. Saat ini, pergerakan keungan masih fokus ke konvensional yang masih dominan sekitar 92 persen.

“Ya seharusnya, minimal 20 persen harusnya bisa kekejar. Harusnya bisa kan Jabar mayoritas muslim,” ucap Emil.

Emil mengatakan, tantangan di Jabar saat ini adalah literasi. Menurutnya, ia dengan OJK dan dewan akan terus mendorong literasi.

“Literasi soal perbankan agar tak banyak korban tipu-tipu baik organisasi maupun investasi bodong. Dan penguataan keumatan. Tanpa edukasi dan literasi  8 sampai 10 persen,” katanya.

Pemprov Jabar, kata dia, bekerja sama dengan OJK yang memberikan arahan, strategi agar ekonomi berkelanjutan. Agar, pertumbuhan ekonomi di Jabar bisa berkelanjutan. Tanpa kolaborasi yang kurang positif, maka akan ada masalah pada literasi.

“Saat ini, Jabar sedang meningkatkan literasi keuangan dan akses keuangan ke masyarakat agar membuat masyarakat bisa lebih terlindungi dan menginvestasikan keuangannya,” katanya.

Sementara itu, Kepala Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Regional 2 Jawa Barat, Triana Gunawan, pertumbuhan perbankan syariah, tetap harus tingkatkan. Karena, market sharenya masih kecil dibandingkan konvensional.

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan