Desak Berlakukan Jam Malam

BANDUNG– Kasus terkonfirmasi positif covid-19 di Kota Bandung terus saja bertambah dari hari ke harinya. Maka dari itu, Pemerintah Kota (Pemkot) Bandung berencana menerapkan jam malam di kota Bandung sebagai upaya menekan angka penyebaran covid-19.

Ahli Kesehatan Masyarakat Unpad, Deni Sunjaya menilai, kebijakan jam malam ini merupakan sesuatu yang diperlukan di kondisi seperti saat ini. Dengan adanya pemberlakukan jam malam maka sebagian aktivitas warga akan menjadi dibatasi untuk mencegah penularan covid-19.

“Jam malam, menghindari kerumunan dan sebagainya itu adalah sebuah pembatasan yang diperlukan. Protokol kesehatan adalah hal yang diperlukan untuk dilakukan setiap individu, keluarga, masyarakat, atau keseluruhan sistem di kota Bandung, Jawa Barat, dan Indonesia,” jelas Deni, dilansir dari prfmnews.pikiran-rakyat.com, Senin (7/9).

Deni menegaskan, jam malam ini hanyalah satu bentuk antisipasi penyebaran saja. Pasalnya, fokus dari penanganan covid-19 adalah bagimana caranya mencegah kerumunan baik pada pagi, siang, maupun malam.

“Tidak hanya jam malam saja, apapun itu yang menyebabkan kerumunan harus diperhatikan,” ujarnya.

Deni menegaskan, jam malam ini jangan sampai menjadi hal untuk menakut-nakuti warga. Jam malam ini menurutnya harus menjadi bahan edukasi dan sosialisasi terkait ancaman penularan covid-19.

“Saya pikir kita melihatnya bukan konteksnya menakut-nakuti. Tapi lebih membuat sosialisasi sehingga masyarakat menjadikan ini sebagai kegiatan sehari-hari yaitu menghindari kerumunan, pakai masker, menjaga jarak karena itu hal penting yang harus dilakukan,” tegasnya.

Diakui Deni, setiap malam di kota Bandung memang banyak kerumunan. Maka dari itu perlu ada pembatasan agar warga tak lagi berkerumun di malam hari.

Saat berkerumun, terlebih tidak menerapkan protokol kesehatan, seseorang berpotensi menularkan dan tertular covid-19. Parahnya lagi, mereka pun akan pulang ke rumahnya masing-masing dan berpotensi menularkan kepada orang yang berada di rumah mereka.

“Kerumunan yang terjadi malam hari ini kan dibawa ke rumah, sehingga (dikhawatirkan) ada klaster rumah, nah ini juga potensi yang membahayakan. Nah kenapa sih tidak boleh berkerumun malam-malam? anak-anak muda sih bisa bertahan, tapi ketika dia pulang ke rumah dia bawa itu (covid-19) ke rumah, jadi ini masih asumsi ya,” paparnya.

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan