Dampak Wabah Virus Korona, Bisnis Pariwisata Merosot

BANDUNG – Sektor bisnis pariwisata di Jawa Barat (Jabar) merosot tajam di tengah ekonomi yang tak menentu akibat wabah korona yang terjadi hingga saat ini. Bahkan, pertumbuhannya berdampak pada inflasi sebesar 0,244 persen.

Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan (Disparbud) Jabar, Dedi Taufik membenarkan soal anjloknya bisnis pariwisata di Jabar akibat pandemi ini.
Menurutnya, selama pandemi Covid-19, dunia usaha di sektor ini mengalami pelemahan hingga berdampak pada banyak hal.

“Mulai dari tenaga kerja yang dirumahkan (unpaid leave). Para pelaku industri memutuskan untuk menutup dan tidak ada aktivitas yang signifikan dalam kegiatan ekonomi (bisnis pariwisata),” kata Dedi saat dihubungi, kemarin (14/5).

Dari catatan Disparbud Jabar, sebut dia, sebanyak 48.289 pekerja dari sektor pariwisata dirumahkan. Rinciannya, kata dia, pekerja di bidang destinasi sebanyak 5.179 orang, pekerja di bidang hotel 12.143 orang dari total 2.768 lembaga usaha.

“Kemudian, pekerja di bidang usaha restoran sebanyak 1.179 orang, pekerja ekonomi kreatif sebanyak 14.991 orang. Lalu, pekerja di bidang biro perjalanan sebanyak 1.107 dan pekerja seni budaya sebanyak 14.721 orang,” katanya.

Kendati demikian, pihaknya mengaku tengah merancang upaya pembenahan dan pemulihan industri kreatif dan pariwisata terus dilakukan oleh Disparbud Jabar.

“Kami terus merancang strategi untuk memulihkan, termasuk membuat mitigasi di sektor ini setelah pandemi berakhir. Sejauh ini ada tiga tahap dan pemetaan yang sudah dibuat. Yakni, fase tanggap darurat, fase pemulihan dan normalisasi,” ujarnya.

Dijelaskannya, pada tahap tanggap darurat, pihaknya melakukan upaya untuk menekan dampak buruk yang terjadi. Salah satu langkah yang diambil adalah berkoordinasi dengan Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif serta pemerintah daerah  untuk membantu para pekerja. Termasuk mendorong kebijakan fiskal bagi pelaku pariwisata berdasarkan permohonan asosiasi.

“Berdasarkan permohonan itu, pihak kementerian (pariwisata dan ekonomi kreatif) melakukan refocusing anggaran untuk membantu para pekerja yang terdampak. Alhamdulillah Jabar mendapat bantuan dengan kuota 36 ribu pax bahan makanan pokok bantuan kerohiman dari kemenparkraf untuk pekerja yang terdampak,” jelasnya.

Bantuan ini hanya bersifat sementara dan tidak bisa menyelesaikan persoalan. Namun, ungkap dia, jika dilihat dari sisi psikologis, maka hal ini diharapkan bisa berpengaruh positif dan meringankan beban kepada para pekerja yang dirumahkan.

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan