Cimahi Targetkan Bebas TBC di 2048

CIMAHI – TUBERCULOSIS atau TBC menjadi penyakit menular disebabkan infeksi bakteri Mycobacterium tu­berculosis (M.tb) paling me­matikan di Indonesia. Data Badan Kesehatan Dunia (WHO) menyebut Indonesia menempati urutan ketiga negara dengan kasus TBC tertinggi di dunia dibawah India dan China.

Khusus di Kota Cimahi, pada 2019 Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Cimahi menar­getkan penemuan kasus TBC 1.774 kasus dan target terduga penderita TBC seba­nyak 10.644 kasus. Namun dalam kenyataannya, dite­mukan sebanyak 2.517 kasus dan terduga TBC sebanyak 6.880 kasus. Meningkat dari kasus TBC biasa, terdapat kasus TB Multidrug-Resistant (MDR) sebanyak 63 kasus.

BERI PELATIHAN: Petugas dari Dinas Kesehatan Kota Cimahi memberikan pelatihan kepada para kader agar mengetahui gejala atau ciri-ciri orang yang terserang TBC.

”Banyaknya temuan bukan hanya menandakan banyak penderita namun keberhasi­lan temuan kasus TB dapat mempercepat penanganan medis. Setiap kasus TBC ha­rus ditemukan untuk didiag­nosis dan diobati sampai sembuh,” kata Kepala Dinkes, drg. Pratiwi, di Komplek Per­kantoran Pemkot Cimahi, Jalan Demang Hardjakusuma, Selasa (28/1).

Pratiwi mengaku, sejauh ini Pemkot Cimahi terus mendo­rong partisipasi dan peran serta masyarakat serta perang­kat daerah lewat kerjasama dengan Perkumpulan Pem­berantasan Tuberculosis In­donesia (PPTI) Cabang Kota Cimahi, LKNU, AISIYAH, universitas, organisasi pro­fesi, hingga berjejaring dengan dokter praktek swasta dan klinik kesehatan. Untuk men­dukung pasien TB konsisten minum obat sesuai rentang waktu enam bulan.

Salah satunya dengan mem­berdayakan masyarakat se­bagai kader Pengawas Mene­lan Obat (PMO) di 312 RW se-Kota Cimahi, Koordinator PMO, serta Kelompok Masy­arakat Peduli TBC di 15 Ke­lurahan.

BERI PENYULUHAN: Kader Pengawas Menelan Obat (PMO) memeberikan penyuluhan kepada masyarakat untuk ikut memerhatikan penderita TBC dalam pengobatannya. Terutama keluarga penderita yang harus selalu mengawasi penyembuhannya.

”Para kader PMO mem­bantu menemukan kasus TB dan harus memastikan pasien disiplin minum obat. Dengan demikian diharapkan pasien putus obat atau RO bisa dite­kan,” jelasnya.

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan