Chelsea Pastikan Tak Ada Pemotongan Gaji

JAKARTA – Meski gelar juara Liga Premier musim sulit di capai, namun Chelsea punya cara lain agar para pemainnya tetap betah di Stamford Bridge. Ya, di saat klub Liga Premier menyepakati persentase potongan gaji pemain-pemain hingga 30 persen, The Blues, julukan Chelsea, malah sebaliknya.

Klub milik Taipan Rusia, Roman Abrahamovich itu tidak akan memotong gaji skuad utamanya meski pandemi korona meluluhlantahkan liga elit Eropa tersebut. Dilansir dari AFP, manajemen dan pemain dikabarkan telah menjalin pembicaraan soal pengurangan gaji sebesar 10 persen selama penundaan liga.

Namun, pemain menolak dan pemilik klub tetap membayar mereka 100 persen. ”Dengan satu syarat, pemain klub London Barat bisa menyumbangkan gajinya kepada badan amal untuk mendukung Badan Kesehatan Nasional atau National Health Service yang dikelola pemerintah Inggris memerangi korona,” tulis manajemen Chelsea.

Bersamaan dengan itu, Chelsea juga mengonfirmasi tidak memangkas gaji staf klub mengikuti aturan dari pemerintah. Donasi dari pemain merupakan kompensasi mereka. ”Kami berterima kasih kepada tim karena telah memainkan peran mereka dalam membantu klub dengan kegiatan komunitas serta semua kegiatan amal yang telah mereka dukung di negara masingmasing dan melalui inisiatif Pemain Bersama yang mendukung NHS,” demikian pernyataan klub.

Pihak The Blues juga menegaskan, bahwa mereka tidak mengambil keuntungan sepeser pun dari dana talangan pemerintah Inggris kepeda pekerja lepas dan staf lapangan hingga 30 Juni mendatang. Di London, Chelsea menjadi tim yang tetap memperlakukan kesejahteraan karyawan selayaknya sebelum pandemi berlangsung. Klub London lainnya, Aston Villa secara resmi memotong 25 persen gaji para pemain, pelatih tim utama, dan manajemen senior hingga empat bulan ke depan.

Kepada London Football, Kepala Esekutif Aston Villa Chirstian Purslow mengaku pengurangan ini tidak akan membuat skuad dan stafnya menjadi lemah. ”Bagi kami ini adalah solidaritas bagi klub yang samasama terguncang secara finansial,” katanya.

Klub London lainnya, Tottenham Hotspurs  sebelumnya mengumumkan bahwa mereka akan memotong gaji 550 karyawannya sebesar 20 persen akibat masalah keuangan yang dipicu pandemi. Namun niat ini diurungkan setelah mendapat banyak kritik dari fans dan publik. ”Kami memutuskan bahwa semua staf tidak bermain, baik ia berstatus penuh waktu, paruh waktu, atau yang dirumahkan, akan menerima gaji 100 persen untuk April dan Mei,” demikian pernyataan Spurs di laman resminya, Senin (13/4) lalu. (fin/tgr/rus)

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan