Hati-hati Terciduk! BNN Incar Sektor Pariwisata dan Ketenagakerjaan

NGAMPRAH – Tahun ini, Badan Narkotika Nasional (BNN) Kabupaten Bandung Barat (KBB) akan membidik sektor pariwisata dan ketenagakerjaan dalam melakukan pencegahan dan rehabilitasi narkotika. Hal itu juga akan diperkuat dengan menggandeng Perhimpunan Hotel Restoran Indonesia (PHRI) dan Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) KBB.

Kepala BNN KBB, Sam Norati Martiana mengatakan, program pada tahun ini lebih ke penekanan pencegahan penyalahgunaan narkotika di sektor pariwisata dan ketenagakerjaan.

“Tidak menutup kemungkinan peredaran dan penyalahgunaan narkotika terjadi di tempat-tempat wisata, hotel, dan restoran. Makanya kami akan gandeng PHRI dan lembaga-lembaga swadaya yang bergerak di sektor pariwisata termasuk Disparbud,” kata Sam di Ngampah, Selasa (11/2).

Sehingga, BNN akan melakukan advokasi dengan PHRI, minimal di setiap hotel, restoran dan tempat wisata ada spanduk atau papan bertuliskan imbauan tentang ancaman narkoba, sebagai upaya mengingatkan pengunjung yang datang.

Selain itu, kata Sam, peredaran dan penyalahgunaan narkotika diduga menyasar sektor ketenagakerjaan seperti pabrik/perusahaan. Pihaknya pun sudah beberapa kali melakukan diseminasi informasi tentang pencegahan, pemberantasan, penyalahgunaan dan peredaran gelap narkoba (P4GN) ke sejumlah perusahaan.

“Karena perusahaan ada kewajiban dalam pencegahan narkoba, yang diatur dalam Permenakertrans Nomor 11 Tahun 2005 tentang P4GN,” katanya.

Sam mengatakan, sosialiasi P4GN ke sejumlah perusahaan ini sifatnya sesuai permintaan pihak perusahaan. Jika ingin mencegah penyalahgunaan di kalangan pegawai/buruh, maka pihaknya siap membantu. Lebih lanjut dia menuturkan, program yang akan dikedepankan oleh BNN pada tahun ini, lebih kepada pencegahan dan rehabilitasi. Namun, bukan berarti pemberantasan tidak dilakukan.

“Berantas tetap, tapi kami ingin presentase cegah dan rehabilitasi lebih tinggi. Kalau tahun lalu lebih ke berantas. Teknisnya nanti sosialiasi, edukasi, advokasi ke lembaga pemerintah dan masyarakat,” terangnya.

Dirinya menilai, belajar dari pengalaman negara-negara yang selama ini banyak masalah narkotika, pencegahan lebih efektif yang datangnya dari masyarakat. Sehingga permintaan terhadap narkoba turun.

“Makanya kami ingin mengedepankan cegah dan rehabilitasi. Kalau diberantas ibaratnya seperti permintaan tinggi. Lebih efektif dengan upaya cegah dan rehab,” ujarnya.

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan