BMKG Minta Warga Waspada Dampak Bencana dari Fenomena La Nina

NGAMPRAH – BMKG Kelas I Bandung meminta masyarakat mewaspadai potensi hujan lebat dan cuaca buruk sepekan ke depan. Hal tersebut lantaran aat ini tengah terjadi fenomena La Nina di Samudera Pasifik dengan intensitas sedang.

Selain pengaruh sirkulasi angin monsun dan anomali iklim di Samudera Pasifik, penguatan curah hujan di Indonesia juga turut dipengaruhi oleh penjalaran gelombang atmosfer ekuator dari barat ke timur berupa gelombang MJO (Madden Julian Oscillation) dan Kelvin atau dari timur ke barat berupa gelombang Rossby.

Pemantauan BMKG terhadap indikator laut dan atmosfer menunjukkan suhu permukaan laut mendingin -0,5 C hingga -1,5C selama 70 hari terakhir diikuti oleh dominasi aliran zonal angin timuran yang merepresentasikan penguatan angin pasat.

“La Nina yang terjadi pada periode awal musim hujan ini berpotensi meningkatkan jumlah curah hujan di sebagian besar wilayah. Ditambah pengaruh MJO, meningkatkan potensi hujan deras,” ungkap Kepala Seksi Data dan Informasi (Datin) BMKG Kelas I Bogor, Hadi Saputra, Senin (26/10).

Dampak La Nina terhadap curah hujan di Indonesia tidak seragam, baik secara spasial maupun temporal, bergantung pada musim, wilayah, dan kekuatan La Nina sendiri. Hasil analisis kondisi dinamika atmosfer menunjukkan adanya aktivitas MJO di atas wilayah Indonesia yang merupakan kumpulan awan berpotensi hujan.

“Aktivitas La Nina dan MJO pada saat yang bersamaan ini dapat berkontribusi signifikan terhadap pembentukan awan hujan di wilayah Indonesia,” terangnya.

Berdasarkan kondisi tersebut di atas, BMKG memprakirakan dalam periode sepekan ke depan akan terjadi peningkatan curah hujan dengan intensitas lebat yang dapat disertai kilat/petir dan angin kencang.

“Masyarakat diimbau agar tetap waspada terhadap dampak yang dapat ditimbulkan kondisi cuaca ekstrem seperti banjir, tanah longsor, banjir bandang, genangan, angin kencang, pohon tumbang, dan jalan licin,” jelasnya.

BPBD KBB juga meminta agar masyarakat KBB mewaspadai segala bentuk potensi bencana. Berdasarkan catatan, ada 11 Kecamatan di KBB yang rawan bencana.

Kecamatan rawan bencana di KBB di antaranya Kecamatan Rongga, Gununghalu, Cipongkor, Sindangkerta, Cililin. Lalu Kecamatan Cipatat, Saguling, Cisarua, Parongpong, Lembang, dan Ngamprah yang semuanya rawan longsor dan banjir bandang saat musim penghujan

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan