Desain Kemasan Bansos dari Pemprov Jabar Dianggap Menguntungkan Salah Satu Paslon

SOREANG –  Kemasan bantuan sosial (Bansos) yang berasal dari Pemprov Jawa Barat untuk warga Kabupaten Bandung terdampak pandemi Covid-19 menuai protes dari Ketuatin pemenangan paslon no satu, Cecep Suhendar.

Menurutnya, kemasan atau pembungkus bansos berisi paket sembako tersebut memuat angka tertentu yang dinilai sangat sensitive pada masa Pilkada kali ini.

’’Ini sepertinya Pemprov Jabar tidak melek politik dengan adanya konten numerik di kemasan bansos tersebut tentu kami merasa dirugikan,’’ kata Cecep Suhendar saat dihubungi via telepon, Selasa (20/10).

Dia mengatakan, bentuk simbol baik gambar, angka, akan mudah disalah artikan sehingga jadi sensitif. Dengan adanya itu, dipastikan seluruh tim pemenangan pasangan calon kepala daerah di 8 kota/kabupaten merasa dirugikan.

“Saya rasa bukan hanya di Kabupaten Bandung saja yang merasa dirugikan. Tim pemenagan di daerah lain pasti juga demikian (dirugikan),” jelasnya.

Kendati begitu, dia tidak mempermasalahkan masalaah pendistribusian Bansos itu. Namun, yang dipersoalkan adalah kemasan Bansos seperti menguntungkan paslon tertentu.

“Kami meminta agar bungkus ditarik kembali dan diganti atau direvisi segera. Sekalian saat menarik pembungkus, distributornya harus menjelaskan secara rinci bahwa itu bukan dari paslon tertentu, tapi murni bantuan pemerintah. Kalau tidak direvisi atau ditarik kembali bungkusnya kami akan laporkan ke Bawaslu,” tuturnya.

Pendapat sama dikatakan tim Pemenangan Pasangan Calon nomor urut 2 Hen Hen Asep Suhendar.  Dia menilai, masyarakat di Kabupaten Bandung bisa salah mengartikan dan menerjemahkan Bansos. Bahkan disangka berasal dari salah satu paslon.

”Bukan hanya menyayangkan, tapi menyesalkan sekali. Penggunaan numerik di bungkus Bansos juga kan sensitif sekali, apalagi ini masa tahapan kampanye. Bisa-bisa menguntungkan paslon lain,” akunya.

Hen Hen meminta agar Pemprov Jawa Barat kembali menarik bungkus Bansos yang sudah terlanjur didistribusikan. Bansos yang belum didistribusikan, kata dia, sebaiknya diganti dengan bungkus yang baru dan tidak memunculkan keambiguan.

”Apalagi ada tulisan ‘Kita Pasti Menang’. Tujuannya apa? itu tidak etis sekali. Bansos memang harus didistribusikan. Tapi, kan, harus peka juga. Jangan pakai bungkus yang seperti itu. Untuk kata-katanya, kan, bisa disiasati dengan kata-kata lainnya,” ujarnya. (rus/yan)

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan