bank bjb-Pemkot Bandung Latih Kompetensi Pelayanan Publik ASN

BANDUNG – bank bjb bersama Pemerintah Kota Bandung menyelenggarakan pelatihan pengembangan kompetensi aparatur sipil negara (ASN) di bidang pelayanan publik. Pelatihan tersebut dilakukan secara virtual melalui aplikasi Zoom Cloud Meetings selama tiga hari pada Selasa-Kamis, 6-8 Oktober 2020.

Kegiatan tersebut dibuka oleh Wakil Wali Kota Bandung Yana Mulyana dan juga dihadiri oleh Asisten Administrasi Umum & Kepegawaian Kota Bandung Dadang Gantina, Kepala BKPP Kota Bandung Y. Ahmad Brilyana, Jajaran Pejabat Pemkot Bandung lainnya, Pemimpin bjb University Agus Supriyatna, CEO Regional I bank bjb Yogy Yatno serta jajaran manajemen bank bjb.

Pemimpin Divisi Corporate Secretary Widi Hartoto mengatakan pelatihan ini merupakan bentuk dukungan perusahaan dalam rangka melaksanakan upaya optimalisasi pelayanan publik khususnya di lingkungan Pemkot Bandung. Peningkatan pengetahuan dan kapasitas para ASN yang menjadi garda terdepan pelayanan merupakan suatu yang penting dilakukan untuk mendorong transformasi pelayanan publik yang humanis, efektif, sekaligus efisien.

“Pelayanan adalah instrumen yang membentuk citra sebuah lembaga di mata publik. Semakin baik pelayanan yang dilakukan, hal tersebut akan berpengaruh terhadap bertambah positifnya citra pemerintahan. Di sisi lain, pelayanan yang prima juga akan mendorong gerak roda pemerintahan agar dapat berjalan lebih optimal dalam mencapai visi dan misi melalui program-program bagi masyarakat,” ujar Widi.

Sebagai BUMD Juara, bank bjb hendak menularkan semangat positif perusahaan lewat pelatihan ini, salah satunya lewat paradigma pelayanan human to human yang selama ini telah diterapkan seluruh insan bank bjb dan terbukti sanggup mendongkrak reputasi dan prestasi perseroan dalam panggung industri keuangan nasional.

Seturut maknanya, paradigma human to human ini memposisikan seluruh mitra perusahaan sebagai seutuhnya manusia, alih-alih sebagai konsumen belaka. Segala pihak yang hadir di hadapan insan bank bjb, mesti disambut dengan penuh kehangatan, selaiknya kawan yang hendak bertukar pengalaman dan pemahaman, sebelum kemudian dirangkul dan dibantu sesuai dengan kebutuhan yang diisyaratkan.

“Poinnya, kesadaran sebagai insan yang mengayomi harus dimiliki setiap petugas yang melaksanakan tugas-tugas pelayanan publik. Publik harus didengar dan dipahami sebelum kemudian diarahkan. Sebagai pengayom, para abdi negara mesti memiliki strategi terbaik. Karena itu, memanusiakan manusia adalah paradigma yang mesti dikuasai,” tutup Widi.

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan