Antisipasi Klaster Baru, Bupati Larang Hiburan Saat Hajatan

NGAMPRAH – Bupati Bandung Barat Aa Umbara melarang adanya hiburan dalam hajatan. Menurut Aa, dalam resepsi undangan pernikahan, terkadang tidak mengetahui asal tamu dan sudah darimana saja.

”Saya pernah melihat ada hajatan yang nganggap wayang golek sebagai hiburannya. Padahal tempatnya sempit,” kata Umbara kepada Wartawan, Rabu (23/9).

Menurut Aa, operasi razia masker sering digelar di pasar-pasar, jalan, dan pusat-pusat keramaian. Tapi di resepsi pernikahan tidak ada. Oleh karena itu, dirinya meminta kegiatan yang mengundang tamu dari luar wilayah seperti kegiatan pertandingan olah raga, agar dilakukan rapid test dulu.

”Pemda akan menyumbang untuk keperluan rapid test. Yang penting masyarakat aman dari paparan covid-19,” jelasnya.

Aa meminta camat dan kades, hapal kondisi warganya yang terpapar covid-19. Ia juga menginstruksikan camat bekerja sama dengan forum koordinasi pimpinan daerah untuk melakukan evaluasi atas kegiatan penanganan covid-19 di Bandung Barat.

Sementara itu, Sekretaris Satgas Covid-19 Bandung Barat, Duddy Prabowo menyebutkan kenaikan persebaran covid-19, fluktuatif dari akhir Agustus 2020 hingga 23 September 2020.

Menurutnya, saat ini, masih ada satu kecamatan yang masuk zona merah dan 28 orang terkonfirmasi positif. Sebagian besar yang terkonfirmasi positif, merupakan hasil tes usap terhadap 2.838 orang di lingkungan Pemkab Bandung Barat.

”Dari jumlah tersebut, 22 di antaranya sudah dinyatakan sembuh, 1. orang dirawat di salah satu rumah sakit di Kota Bandung, dan sisanya masih diisolasi,” kata Duddy.

Duddy berharap, setelah gencar operasi yustisi dan tes swab, Bandung Barat bisa bergeser ke zona hijau. Sebab, selama dua pekan, KBB berada di zona oranye.

Sementara itu, Kapolres Cimahi, AKBP Yoris Maulana Yusuf mengatakan jika ada yang terpapar, jangan dibiarkan berkeliaran. Ia meminta masyarakat tidak mengucilkannya karena covid-19 bukanlah aib. ”Malah seharusnya diperhatikan. Dikirimi makanan. Jangan diasingkan,” tegasnya.

Yoris menambahkan, jumlah yang terpapar saat ini, ibarat fenomena gunung es. Karena banyak yang menganggap gejala yang dirasakan hal yang biasa. ”Saya meminta semua kapolsek wajib tahu kondisi masyarakat di wilayahnya,” pungkasnya. (mg6/rus)

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan