Anjal Resahkan Pedagang Pasar Cimindi

CIMAHI – Para pedagang Pasar Cimindi, Kota Cimahi mengaku khawatir dengan keberadaan anak jalanan yang kerap berkumpul bahkan tidur di area pasar. Kondisi tersebut terjadi sejak beberapa bulan ke belakang, khususnya ketika Corona Virus Disease (Covid-19) mewabah.

Berdasarkan pendataan, total ada sekitar 15 orang yang kerap berkumpul hingga bermalam di area Pasar Cimindi. Bukan hanya laki-laki, tapi ada juga perempuan yang membuat pedagang semakin resah terjadinya hal-hal negatif.

”Khawatir melakukan hal-hal negatif semisal melakukan pencurian, perkelahian, atau berbuat asusila,” kata Kepala Paguyuban Pedagang Pasar Cimindi, Asep Rohendi saat dihubungi, Sabtu (18/7).

Selain itu, kata Asep yang mewakili para pedagang juga khawatir keberadaan anak jalanan tersebut membuat pasar tradisional yang terletak di Jalan Mahar Martanegara, Kota Cimahi tersebut menjadi tercoreng.

”Takutnya nanti konsumen jadi risih, takut dan sebagainya,” ucap Asep, yang mewakili para pedagang.

Sebetulnya, terang dia, orang-orang yang masuk Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial (PMKS) itu sudah lama berkeliaran di area pasar. Namun semakin banyak setelah virus korona mewabah. Mereka selalu berkumpul di area lantai dua Pasar Cimindi.

”Makin banyak itu pas Covid-19. Limpahan dari mana-mana pada datang ke sini,” sebut Asep.

Terpisah, Koordinator Pengelola Pasar Cimindi Kota Cimahi, Yadi Supriadi mengatakan, pihaknya sudah melakukan berbagai upaya agar anak jalanan tersebut tak lagi berkumpul di area Pasar Cimindi. Dari mulai bujukan secara halus hingga menyiapkan keamanan.

Bahkan, pihak pengelola pasar sempat meminta bantuan Bhabinkamtibmas hingga Babinsa setempat untuk menertibkan anak jalanan.

”Kita pasang pos jaga sama keamanan di tangga yang mau ke lantai 2. Kita sampaikan jangan kumpul dan tidur di sini,” kata Yadi.

Meski sudah diusir secara halus, para anak jalanan itu tetap bertahan. Setelah area tangga menuju lantai 2 ditutup, mereka bergeser ke bawah. Tepatnya berada di bawah tangga, dekat toilet.

Ketika tidak ada pihak keamanan yang disiapkan pengelola, maka mereka akan berkumpul di tempat tersebut.

”Mereka ini kalau pagi sampai siang biasanya berkeliaran, ngamen. Siang ke sore biasanya mulai pada ngumpul lagi,” kata Yadi.

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan