771 Warga Positif Terpapar TBC

CIMAHI – Hingga Juni 2020, kasus TB yang terdata 771 orang. Jumlah kasus TB yang sudah ditemukan itu meliputi keseluruhan. Yakni terkonfirmasi bakteriologi, terdiagnosa klinis dan ekstra paru.

Kepala Seksi Pengendalian dan Pemberantasan Penyakit Menular pada Dinkes Kota Cimahi, Romi Abdurahkman, melalui staffnya, Ani Rustiani mengatakan, dari jumlah yang sudah tercatat itu, kasus yang sudah terkonfirmasi bakteriologis positif menderita TB paru mencapai 125 orang.

”TB paru positifnya itu ada 125 orang. Kasusnya ada yang dikirim kader dan yang berobat ke fasilitas kesehatan,” katanya.

Dikatakannya, tahun ini pihaknya sendiri menargetkan bisa menemukan sebanyak 1.777 kasus TBC. Sebab, kasus tersebut harus ditemukan agar segera bisa diobati. Khususnya kasus TB paru yang gejalanya agak mirip Covid-19.

Gejala TB paru positif biasanya ditandai dengan batuk hingga dua minggu. Bisa juga disertai, sesak, batuk berdarah, berat badan turun hingga keringat malam hari tanpa aktifitas. Jika merasakan gejala tersebut, disarankan untuk memeriksakannya ke fasilitas kesehatan.

”Pemeriksaan diagnosisnya mudah. Cek dahak, atau kalau perlu periksa lainnya misal rongsen,” imbuhnya.

Untuk pengobatan TB, lanjut dia, dibutuhkan setidaknya sekitar enam bulan. Pasien TB harus secara berkala mengikuti pengobatan yang sudah ditetapkan oleh dokter.

”Selama enam bulan itu gak boleh putus berobat, minum obat gak boleh kelewat harus patuh,” imbuhnya.

Kasus Tuberkulosis (TB/TBC) sendiri tak kalah bahayanya dengan Corona Virus Disease (Covid-19). Untuk itu, Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Cimahi bakal melakukan pelacakan kasus TB, yang akan dilakukan beriringan dengan pelacakan kasus Corona Virus Disease (Covid-19).

Hal tersebut sesuai arahan dari Presiden Joko Widodo yang mengarahkan agar dua penyakit tersebut dilacak secara bersamaan. Tujuannya, agar secepatnya ditemukan dan segera diobati.

Menurutnya, untuk melakukan pelacakan dua kasus pihaknya sudah menyiapkan kader di setiap kelurahan hingga tingkat RT/RW. Para kader tersebut sudah terlatih untuk melakukan pendataan.

”Kita harus temukan dan diobati sampai sembuh. Apalagi kita kan mau eliminasi TB dan ingin segera mengakhiri pandemi Covid-19,” katanya, Senin (27/7).

Para kader tersebut akan bertugas dari mulai penjaringan, pendampingan hingga melakukan pemeriksaan kontak erat. Baik untuk kasus TB maupun Covid-19.

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan