60 Persen Daerah Jawa Barat Siap Jalankan New Normal

BANDUNG – Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jawa Barat (Jabar) mengeluarkan kebijakan baru soal kelanjutkan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB). Hal itu diketahui dari postingan Gubernur Jabar, Ridwan Kamil dalam akun Instagram miliknya yang dipost pada Kamis (28/5) malam.

“WHO mengatakan jika wilayah bisa mempertahankan indeks reproduksi covid (Rt) selalu diangka 1 selama 14 hari, maka wilayah bisa dikategorikan terkendali, dan new normal atau adaptasi kebiasaan baru (AKB) bisa dilakukan dengan hati-hati,” tulis Emil sapaan akrabnya ini.

Emil menyebut, itulah data Jawa Barat selama 14 hari, 2 hari ini indeks 0,97, sehingga dijadikan percontohan tahap awal untuk proses adaptasi kebiasaan baru yang dilakukan di 60 % wilayah Jabar.

“Dilakukan secara perlahan, bertahap dan hati-hati. Rumah ibadah dan industri dulu baru toko/restoretail/mal. Dan Jabar terus dilakukan pelacakan/pengetesan masif dengan mobile test lab setiap hari. Yang 40 % wilayah melanjutkan PSBB sd tanggal 12 Juni 2020,” tambah Emil dalam postingan di akun medsos pribadinya tersebut.

Emil juga mengajak masyarakat untuk hidup disiplin agar bisa memutus mata rantai penularan Covid-19. “Mari berdisiplin ya warga Jabar agar hidup baru kita bisa sukses dan lancar,” ajak Emil.

Terpisah, Sekretaris Gugus Tugas Percepatan Penanggulangan COVID-19 Jabar, Daud Achmad menyatakan, jika saat ini tata cara pelaksanaan new normal di pusat perekonomian maupun industri masih dalam pembahasan alias belum final.

“(New normal di Jabar) belum resmi, hari ini masih disusun protokol di tempat kerja, di mal yang harus diikuti selama masa new normal ini. New normal 1 Juni menurut Pak Gubernur, kepastiannya akan ada besok atau lusa,” kata Daud Achmad saat jumpa pers di Gedung Sate Bandung, Kamis (28/5).

Menurutnya, sejumlah daerah di Jabar pun masih belum semua siap melaksanakan kebijakan new normal baru. Sehingga saat ini terus dilakukan pembahasan hingga tuntas dan rampung.

Kepala Dinas Kesehatan Pemprov Jabar, Berli Hamdani memastikan penerapan new normal mempertimbangkan situasi geografis.

“Saya kira barangkali itu. Jadi sampai saat ini kami belum bisa menyampaikan detail new normal ini seperti apa. Mudah-mudahan segera keluar, kami mohon kita bisa bekerja sama dalam era new normal perekonomian berjalan dan kesehatan diutamakan,” katanya.

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan