50 Persen Pemain Premier League Menolak Liga Berlanjut

WATFORD – Resistensi bergulirnya Premier League tidak hanya datang dari para tenaga medis lapangan. Sebagian pemain Premier League justru masih dipenuhi rasa was-was. Sejatinya, pemain-pemain itu khawatir untuk berlatih kembali, apalagi bermain. Meski protokol dan jalannya pertandingan sudah lebih baik, mereka tahu virus corona masih terus membayangi mereka. Keraguan mengalahkan kerinduan mereka terhadap si kulit bundar tersebut.

Salah satu sumber dari Sky Sports membongkar fakta bahwa paling banyak hanya ada 50 persen pemain Premier League yang siap turun lapangan.

“Saya sungguh merasa mereka tidak perlu dibayar. Kami tidak tahu pasti apakah situasi ini tercantum dalam kontrak mereka sekarang,” ujar narasumber tersebut.

“Saya menduga sebagian besar, jika tidak semua, pemain kami akan kembali pekan ini. Namun, banyak dari mereka yang khawatir untuk bermain dan terlibat kontak fisik di sesi latihan. Kira-kira sekitar 40-50% pemain,” ujarnya.

Kapten Watford, Troy Deeney menjadi pemain pertama yang menolak Liga Inggris 2019-2020 dilanjutkan di tengah pandemi. Jika 20 klub Premier League memulai latihan pada hari ini, bomber berusia 31 tahun itu menolak untuk melakukannya. Menurutnya, tidak ada jaminan dirinya aman dari corona dalam latihan tersebut.

“Kami memang kembali (latihan) minggu ini. Saya sudah katakan saya tidak akan ikut (latihan),” katanya dalam wawancara bersama promotor tinju Eddie Hearn dan mantan juara WBC Tony Bellew.

Dia mengaku, ia turut hadir mengungkapkan ketidaksetujuannya dalam rapat bersama klub lainnya. Alasannya lainnya ini menyangkut kesehatan anaknya yang baru berusia lima bulan. “Putraku lima bulan dan dia mengalami kesulitan bernapas. Aku tidak ingin latihan dan membawanya ke dalam bahaya lebih besar. Di lapangan, kamu harus melakukannya sendiri, kamu tidak bisa mandi, otomatis kamu harus pulang dengan pakaian kotor dan bisa saja membawa virus,” paparnya.

Deeney menejelaskan bahwa beberapa ras lebih rentan untuk terjangkit Virus Corona. Jika hal itu tidak diatasi dengan baik, maka Deeney tidak mau mengambil risiko. ” Sebagai warga dengan ras kulit hitam, mereka empat kali lebih mungkin terkena penyakit ini dan dua kali lebih mungkin menderita penyakit yang bertahan lama. Sama dengan ras Asia. Apakah ada tes tambahan? Adakah hati untuk melihat ini sebagai masalah?” ujar Deeney. “Aku tidak mau menjadi orang yang membawa penyakit itu di lingkunganku,” tambahnya.

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan