Wirausaha Pesantren Jadi Pusat Perhatian Perusahaan Dunia

“Saya akan memberitahu para donator Eropa agar mengalihkan sebagian donasinya ke pesantren di Indonesia,” katanya.

Direktur Kontrak dan Tender  Dallah Group Companies. Hiba Al-Qadi juga menyatakan keherannya. Dia kagum mengapa Daarut Tauhiid sebagai lembaga pendidikan, juga bisa melebarkan sayap ke sektor bisnis. Bahkan dia heran mengapa DT sampai bisa bangun masjid di Gaza, Perth dan Selandia Baru.

Bahkan di sela-sela pameran ini ada penandantangan MoU antara Ketua Kamar Dagang dan Industri Senegal Ali Diou dengan Umi Waheeda pimpinan Koppontren Al Ashiriyyah Nurul Iman. Kerjasama ini selain transaksi bisnis pembelian beras, juga meliputi kerjasama manajemen pesantren yang berbasis system pendidikan berkualitas berdasarkan kewirausahaan sosial (social entrepreneurship).

“Mereka tertarik dengan system pendidikan kita. Karena itu saya pikir pesantren Indonesia harus ‘menjual’ metode dan system pendidikan berbasis social entrepreneurship ini,” ujar Umi.

Negara-negara lain yang meminta masukan tentang system pendidikan yaitu Palestina, Kenya, dan India. Bahkan India telah meminta Umi Waheed menjadi pembicara pada Forum Halal India di Ahmaderabad dalam waktu dekat.

“Kita ingin agar pesantren bisa mandiri, tidak tergantung pada donasi. Saya akan berbicara bagaimana pesantren berwirausaha,” ujarnya.

Dalam pameran ini juga, kelima pesantren mendapatkan komitmen bisnis. Para calon pembeli tertarik dengan produk pertanian, fashion, maupun jasa wisata halal.

Al Ittifaq berhasil menggaet perusahaan-perusahaan untuk mengikat komitmen bisnis antara lain dengan: Vizyon Team yang memerlukan buah-buahan, sayuran.

Empire Qatar meminta kopi. Perusahaan-perusahaan Turki membutuhkan sayuran dan tanaman obat.

Sementara itu, Perusahaan tour dan travel internasional meminta  Pesantren Daarut Tauhiid (DT) Bandung menjadi mitra wisata halal di Indonesia. (*)

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan