Welminah Bisa Cuci Darah, Berkat Gotong Royong Peserta JKN-KIS

CIMAHI – Sejak mandat yang diberikan kepada BPJS Kesehatan sebagai penyelenggara program Jaminan Kesehatan Nasional-Kartu Indonesia Sehat (JKN-KIS) pada 01 Januari 2014, BPJS Kesehatan telah membiayai berbagai macam kasus penyakit katastropik yang diderita oleh pesertanya. Salah satu tindakan dari penyakit katastropik adalah tindakan cuci darah atau yang di kenal dengan istilah Hemodialisa bagi pasien gagal ginjal. Gagal ginjal itu sendiri adalah kondisi dimana ginjal kehilangan kemampuannya untuk menyaring cairan dan sisa-sisa makanan. Saat kondisi ini terjadi, kadar racun dan cairan berbahaya akan terkumpul di dalam tubuh dan dapat berakibat fatal jika tidak diobati.

Hal ini pula yang dialami oleh Welminah (40), warga Cikalong Wetan, Kabupaten Bandung Barat. Dirinya sudah menjalani perawatan cuci darah sejak 1,5 tahun silam. Tentunya biaya yang harus dikeluarkan oleh Welminah tidaklah sedikit seandainya dirinya tidak menjadi peserta JKN-KIS.

Saat ditemui oleh BPJS Kesehatan di RS ketika sedang melakukan cuci darah, terlihat ia masih sangat semangat dengan tubuh yang terbaring dan tersambung ke mesin hemodialisa. “Saya telah menjadi pasien cuci darah sejak beberapa bulan belakangan ini dan alhamdulillah saya bisa menjalani pengobatan dan cuci darah dengan tenang tanpa memikirkan biaya,” ujar Welminah.

Welminah merupakan salah satu peserta JKN-KIS dari segmen Pekerja Bukan Penerima Upah (PBPU) yang terdaftar di kelas 3 atau yang lebih dikenal sebagai peserta mandiri. Ia mendaftar program JKN-KIS ini sejak sekitar 2 tahun silam, tepatnya di bulan Juli 2017. Sejak bulan November Tahun 2017 menderita penyakit gagal ginjal yang mengakibatkan dirinya harus melakukan hemodialisa atau cuci darah rutin sebanyak dua kali dalam kurun waktu seminggu di Rumah Sakit Mitra Kasih Cimahi hingga saat ini.

“Kegiatan saya sehari-hari hanya membantu suami yang seorang pedagang di pasar, jangankan memikirkan untuk berobat dan cuci darah untuk biaya hidup sehari-hari saja kadang-kadang kami kesusahan, tapi Alhamdulillah ada program JKN-KIS yang sangat membantu kami dalam pengobatan,” ungkap Welminah.

Di akhir pembicaraan, Welminah mengungkapkan rasa syukur dan terima kasihnya kepada pemerintah dan seluruh peserta JKN-KIS dengan mata berkaca-kaca. “Saya sangat berterima kasih, kepada pemerintah yang telah mengadakan program JKN-KIS dan secara khusus kepada seluruh peserta JKN-KIS yang sehat dan tetap rutin membayar iuran, jika tidak ada gotong royong dari mereka, saya tidak tahu apa yang terjadi pada kondisi saya saat ini, semoga program ini semakin baik dan terus berlanjut. Karena masih banyak orang lain dengan kondisi seperti saya yang sangat membutuhkan keberadaan program JKN-KIS,” tutup Welminah. (dh)

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan