Tol Cisumdawu Akses Utama ke BIJB

BANDUNG – Setelah sekian lama terkendala masalah lahan, proyek pembangunan Tol Cisumdawu akan terus didorong agar pembangunannya dipercepat.

Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil mengatakan, Pemerintah Daerah Provinsi (Pemdaprov) Jabar bersama pemerintah pusat melalui Kementerian PUPR RI mendorong percepatan pembangunan Tol Cisumdawu.

Pria yang akrab disapa Emil ini mengutarakan, guna meningkatkan aktivitas penerbangan di Bandara Internasional Jawa Barat (BIJB) Kertajati. Sebab tol Cisumdawu menjadi kunci untuk meningkatkan aktivitas BIJB Kertajati.

’’Sekarang progres pembangunan tol Cisumdawu itu, kata dia, sudah mencapai sekira 50 persen sampai saat ini,’’kata Emil kepada wartawan kemarin, (19/9).

Dia mengaku, perkembangan tol Cisumdawu sudah disampaikan langsung kepada pemerintah pusat. Sebab, keberadaan Cisumdawu merupakan penopang akses utama menuju Bandara Kertajati.

’’Saya sudah sampaikan dinamika Kertajati itu hanya satu, yaitu jalan tolnya. Jadi, selama jalan tol belum ada, kita mencoba memaksimalkan. Kita tentunya (akan) cari cara jangka pendek sebelum tol rampung,” kata Emil.

Emil menuturkan, percepatan pembangunan ini akan didorong bersama Kementerian PUPR yang sudah mempercepat (pembangunan Tol Cisumdawu). Sebab, jika tol ini berhasil diwujudkan maka akses dari Bandung – menuju Bandara Kertajati hanya 45 menit.

’’Mohon doanya. Selesainya jalan tol, saya yakin dari sini (Bandung) ke sana (BIJB Kertajati, Majalengka) yang biasanya tiga jam bisa hanya 45 menit,’’ucap Emil.

“Kuncinya hanya satu, yaitu jalan tol. Jalan tol yang belum selesai membuat warga memilih pilihan-pilihan yang mungkin lebih nyaman bagi mereka. Jadi, apapun pertanyaan Kertajati jawabannya itu,” imbuh Emil.

Dia menambahkan, meski ada keterbatasan, pihaknya terus memaksimalkan pelayanan di BIJB Kertajati. Sebab ada sejumlah faktor yang membuat aktivitas BIJB Kertajati belum maksimal. Salah satunya adalah kondisi penerbangan nasional yang tengah menurun.

“Kami dari pemerintah selalu berupaya memaksimalkan dengan keterbatasan yang ada. Kami tidak tinggal diam,” katanya.

“Tapi faktor ini – namanya hubungan dagang antara konsumen dan pelayanan, tentu keputusan ada dikonsumennya. Konsumen akan memilih mana yang mudah, mana yang nyaman,” pungkas Emil. (mg6/yan)

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan