Tetapkan Status Tanggap Bencana

SOREANG – Menindaklanjuti terjadinya bencana kekeringan dan kebakaran hutan dan lahan (Karhutla) di beberapa lokasi, Pemerintah  Kabupaten (Pemkab) Bandung menggelar rapat koordinasi (Rakor). Bupati Bandung Dadang M. Naser yang mimpin langsung Rakor penetapan dan meningkatkan status siaga bencana menjadi tanggap darurat bencana kekeringan karhutla.

Kepala Pelaksana (Kalak) Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Bandung Akhmad Djohara mengatakan, materi yang dibahas yakni penetapan status siaga darurat bencana kekeringan menjadi tanggap darurat bencana. ”Rakor dipimpin langsung Pak Bupati dan dihadiri Dandim 0609, Kapolres Bandung dan dihadiri SKPD, diantaranya Dinas Pemadam Kebakaran, Dinas Pertanian, Dinas Perkimtan (Perumahan, Kawasan Permukiman dan Pertanahan), Dinas Pangan dan Perikanan, Satpol PP dan jajaran Badan Kesbangpol,” katanya saat ditemui di Soreang, Selasa (8/10).

Adjo sapaan akrab Kalak BPBD mengatakan, hasil rakor  memutuskan peningkatan status tersebut ditetapkan selama 7 hari, terhitung sejak tanggal 7 sampai 14 Oktober 2019 mendatang. Selain itu, dibahas pula mengenai upaya dan langkah-langkah penanganan karhutla di 2 titik terparah yakni Gunung Malabar dan Kawasan Gunung Kawah Putih.

”Pada rakor, dibahas serta diputuskan langkah-langkah operasi selanjutnya bersama seluruh pihak terkait. Salah satunya kita sudah berkoordinasi dengan BNPB mengenai rencana pemadaman dengan menggunakan water boombing helicopter,” akunya.

Adjo menjelaskan, dari 22 titik Karhutla yang terlaporkan, dua titik terparah petugas dari BPBD, relawan dan perangkat kewilayahan meningkatkan patrol gabungan untuk pengendalian karhutla secara rutin.  ”Penambahan personel, peralatan hingga pengaktifan relawan-relawan dalam memantau kondisi di lapangan terus kami lakukan,” tuturnya.

Bupati Bandung Dadang M. Naser mengatakan, peningkatan status siaga menjadi tanggap darurat tersebut merupakan upaya penanganan darurat  dan pengendalian ancaman bencana kekeringan yang terjadi. Terkait hal itu, Dirinya meminta agar kebutuhan penanganan darurat bencana dan rencana operasi tanggap darurat bencana kekeringan dan Karhutla dilakukan dengan sinergis, dan semuanya bisa bergerak dalam satu komando.

“Kita sudah berkoordinasi dengan BNPB mengenai pemadaman menggunakan helikopter waterboombing, melihat kondisi di lapangan yang cukup berat dan sulit diakses kendaraan.  Rencananya besok helikopter akan mendarat di Lanud Sulaeman,” jelasnya.

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan