Sistem Lobi Arsenal, Makan Malam Spesial Mourinho

JAKARTA – Nama Jose Mourinho mulai moncer setelah sejumlah klub Inggris mulai tumbang. Sejak didepak Manchester United per 18 Desember 2018, ada delapan klub yang merayu pelatih pemenang dua gelar Liga Champions tersebut. Salah satu yang paling santer adalah rival Setan Merah, Arsenal.

Seperti diberitakan Football London, Mou diketahui mengadakan makan malam bersama Head of Football Arsenal Raul Sanllehi di London pekan lalu. Meski statusnya hanya makan malam, media-media Inggris menganggap Sanllehi melakukan lobi kepada pelatih kelahiran Setubal, Portugal, 56 tahun lalu itu.

Performa Arsenal memang disorot. Dua laga beruntun di Premier League selalu tertahan. Semua terjadi di kandang, Stadion Emirates. Setelah bermain 2-2 versus Crystal Palace pekan lalu (27/10), The Gunners dipaksa Wolverhampton Wanderers harus puas dengan skor 1-1 pada Sabtu malam (2/11).

Apalagi, Arsenal tereliminasi dari putaran keempat Piala Liga setelah kalah adu penalti 4-5 oleh Liverpool. Pelatih Arsenal Unai Emery semakin tertekan. Gooners –sebutan fans Arsenal– juga gerah dengan intrik di internal skuad. Mulai relasi buruk dengan gelandang serang Mesut Oezil hingga perilaku buruk kapten pilihan Emery, gelandang bertahan Granit Xhaka.

Emery juga mendapat banyak kritik maupun caci maki dari Gooners di dunia maya justru saat dirinya genap berusia 48 tahun kemarin (3/11). Bagi Mourinho yang pernah menangani Chelsea (dua periode) dan United, menjadikan Arsenal sebagai klub ketiga di Premier League selalu terbuka. Sebab, pelatih berjuluk The Special One itu memang selalu memprioritaskan Premier League sebagai petualangan karir.

”Hati saya masih di Liga Inggris (Premier League). Persaingan di sini sangat keras, kita membutuhkan kerja keras untuk bisa menang,” jelas pelatih yang mengoleksi 3 gelar Premier League, 4 titel Piala Liga, 2 kali juara Community Shield, serta 1 kali kampiun Piala FA itu.

Hanya, ada syarat tersirat yang ingin disampaikan Mourinho kepada Arsenal. Dalam wawancara dengan The Coaches’ Voice pekan lalu, pelatih terbaik Inggris tiga kali itu hanya tertarik berada dalam sebuah tim dengan keinginan menang yang besar. Dengan kata lain, klub yang punya ambisi juara. (dbs/fin/tgr)

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan