Sentil Gubernur dan Tegur Menteri

JAKARTA Kekecewaan Presiden Joko Widodo terhadap kebakaran hutan dan lahan (karhutla) di Provinsi Riau dan Kelimantan Tengah begitu terlihat saat memimpin rapat terbatas yang berlangsung kemarin malam. Terlebih saat dirinya melihat fakta yang ada di lokasi.

Yang menarik, Presiden juga menegur jajaran kabinetnya yang ternyata bekerja tidak optimal dalam bekerja. “Berkali-kali sudah saya minta, sudah saya ingatkan, tapi masih juga terjadi. Kebakaran hutan di lahan gambut bisa diredam, jika semua menempatkan posisinya dengan benar,” tegas Jokowi dalam rapat terbatas yang berlangsung di Pekanbaru, Riau, kemarin.

Presiden juga menegaskan pentingnya menjaga komitmen dari seluruh pihak untuk mencegah terjadinya karhutla agar tidak mengeluarkan biaya lebih banyak lagi. “Gubernur punya fungsi koordinasi sampai tingkat kabupaten kota, Kapolri punya instrumen dari tingkat kapolda, kapolres, kapolsek sampai Babin. Demikian pula Panglima TNI. Demikian pula para menteri. Instrumennya ada. Tapi masih terjadi seperti ini. Artinya ada fungsi dan kerja tidak berjalan,” tandasnya.

Saat rapat terbatas, Jokowi pun enggan berlama-lama untuk membahas peristiwa karhutla. “Tolong sampaikan poin-poinnya saja. Sampaikan yang penting dan langkahnya. Kita tidak hanya kerja dengan konstruksi pemaparan di atas meja, harus ada aksi, untuk menuntaskan ini,” terang Jokowi.

Presiden pun sempat meninjau lokasi karhutla di Desa Merbau, Kecamatan Bunut, Kabupaten Pelalawan, Kota Pekanbaru. “Pencegahan itu lebih efektif. Pencegahan itu tidak membutuhkan biaya banyak. Lebih efektif. Tapi kalau sudah kejadian seperti yang kita lihat sekarang ini, sudah kerja yang luar biasa (sulitnya),” tandasnya.

Saat meninjau, Kepala Negara pun, sempat bertanya sejumlah hal kepada beberapa aparat yang bertugas memadamkan kebakaran di lokasi. Menurut mereka, api yang telah membesar membuat penanganan membutuhkan waktu yang cukup lama. “Saya tanya tadi TNI dan Polri yang ada di sini sudah berapa hari (bertugas). Sudah lebih dari satu bulan. Lebih dari satu bulan,” kata Jokowi, seperti yang dirilis Kepala Biro Pers, Media, dan Informasi Sekretariat Presiden, Erlin Suastini.

Apalagi, Presiden melanjutkan, lahan yang masih terus diupayakan pemadamannya tersebut merupakan lahan gambut yang memang relatif lebih sulit untuk ditangani. “Apalagi di daerah gambut seperti sekarang ini. Lebih sulit lagi. Kelihatan sudah padam, (tapi) api di bawahnya masih menganga,” ucapnya.

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan