Selat Dagang

Semula dunia heboh. Dikira yang menembak jatuh pesawat India itu F-16. Tapi segera muncul klarifikasi. “Bukan F-16 tapi JF-17,” tulis media di Pakistan.

JF-17 adalah buatan Tiongkok. Bekerja sama dengan Angkatan Udara Pakistan. Yang ditembak jatuh itu adalah MiG-21 dan SU. Buatan Uni Sovyet. Pesawat lama. Waktu saya kecil sering melihatnya terbang di atas desa saya. Di selatan bandara TNI-AU Maospati.

Tiongkok juga sudah bisa bikin generasi kelima. Sebanding dengan F-35. Namanya J-20. Juga 2,5 kali kecepatan suara.

Kalau perang di Taiwan meletus pasti melibatkan F-35 VS J-20. Di situ baru diketahui yang mana yang lebih canggih.

Di masa lalu kedua negara bisa saling menahan diri. Misalnya saat pesawat tempur Amerika melewati batas di atas Pulau Hainan. Hampir terjadi saling tembak. Tapi insiden ini bisa selesai.

Tiongkok hanya minta Amerika menyesal dan minta maaf. Ruwetnya bukan di kata ‘minta maaf’ tapi di kata ‘menyesal’. Tiongkok ngotot minta harus ‘menyesal dan minta maaf’.

Dalam dunia diplomasi, dua istilah itu maknanya sangat berbeda. Dengan tambahan kata ‘menyesal’ diharapkan tidak akan diulang lagi. Juga mengandung unsur mengaku ‘bersalah’.

Akhirnya Tiongkok bisa menerima ketika kata ‘menyesal dan maaf’ itu diganti dengan ‘very sorry’.

Selesai.

Tapi di insiden dua hari lalu itu akan berbeda. Tiongkok bisa saja tidak merasa bersalah. Taiwan di mata mereka adalah salah satu propinsi Tiongkok.

Bagaimana soal perang di perdagangannya?

Perundingan jalan terus. Minggu lalu tim Amerika berunding di Beijing. Minggu depan tim Tiongkok ganti terbang ke Washington.

Hanya saja tidak banyak lagi berita yang bisa ditulis. Ruang perundingan itu kian pelit dalam memberi info.

Itu menandakan bahwa perundingan memasuki babak final. Yang sudah menyangkut rumusan bahasa. Istilah-istilah itu tidak boleh bocor dulu. Kata perkata harus disetujui dulu. Baru disampaikan ke media.

Mungkin kini tahapnya lagi saling ngotot. Di rumusan detailnya. Di dalam memilih kata perkata. Seperti kasus kata ‘menyesal’ tadi. (dahlan iskan)

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan