Sejahterakan Guru Honorer Lewat Program Gerakan Sahabat Guru

BANDUNG – Aksi Cepat Tanggap (ACT) Global Zakat meluncurkan program Gerakan Sahabat Guru Indonesia untuk mensejahterakan taraf kehidupan para guru honorer yang dari segi gaji tidak layak.

Branch Manager ACT Global Zakat, Renno I Mahmoeddin mengatakan, sahabat guru Indonesia ini menjadi satu gerakan yang merespon pada saat hari guru.

Dia menyebut, berdasarkan Data Pokok Pendidikan Nasional (Dapodik) Jendral Pendidikan Dasar dan Menengah, jumlah guru di Indonesia sebanyak 2.728.793 dan mengajar 44.764.183 murid, di 219.199 sekolah yang tersebar di Indonesia. Sedangkan, ada sebanyak 1.070.662 guru yang berstatus honorer dengan gaji dibawah UMR (Rp. 300.000-Rp 500.000).

”Kita saksikan tidak hanya dengan kondisi penghasilan sangat minim dibawah UMR bahkan ada yang tanpa gaji, tapi mereka betul-betul mengabdikan dirinya ikhlas tulus untuk memberikan ilmunya,” kata Renno di Gedung ACT Global Zakat, Jalan Lengkong No 36, Bandung, Selasa (3/12).

Lebih lanjut, dia menuturkan, bahwa pihaknya akan memberikan bantuan tunai Rp 500.000 secara rutin tiap bulan kepada para guru yang kondisi hidupnya masih pra-sejahtera. Bantuan tunai ini akan diberikan selama satu tahun ke depan, dan kemungkinan bisa bertambah.

”Sementara kita berikan, terus-menerus setiap bulan bantuan tunai sekitar Rp 500.000 kita usahakan selama 1 tahun ke depan. Tapi, tidak menutup kemungkinan kalau kedepannya infak zakat shodaqoh dari umat cukup besar berharap tidak hanya Rp500.000 Rp tetapi sampai satu juta,” jelasnya.

Kendati demikian, dia menyampaikan, dari data seluruh Indonesia tersebut, di Jawa Barat sendiri ternyata mendapat peringkat pertama terbanyak 185.000 lebih guru hononer. Oleh karena itu, ujar Renno, pihaknya menargetkan dapat membantu seluruh guru honorer pra-sejahtera yang ada di Jawa Barat khususnya.

”Target kita dapat membantu 185.000 guru ini,” ucapnya.

Renno, berharap dengan adanya program gerakan sahabat guru ini dapat meningkatkan taraf hidup para guru-guru yang pra-sejahtera sehingga mereka (para guru) lebih tenang dan fokus untuk mengajar.

”Ya, kita saksikan karena keterbatasan mereka waktunya akhirnya curi-curian. Ketika dia mengajar, dia harus segera berdagang karena untuk menafkahi keluarganya, soalnya dari ngajarnya tidak dibayar. Ya Insyaallah dengan ini (Gerakan Sahabat Guru Indonesia) mereka bisa lebih fokus mengajar,” tutupnya. (mg1/ziz)

Tinggalkan Balasan