Sawah Mengering, Petani Pilih Jual Barang Rongsokan

NGAMPRAH– Rohaeni,65, seorang petani di Desa Ciburuy, Kecamatan Padalarang, terpaksa beralih profesi menjadi pencari barang bekas, karena lahan yang digarapnya telah lama mengering dan berujung gagal panen.

Saat ditemui di gubuk tak berdinding miliknya di Desa Ciburuy, belum lama ini, Rohaeni nampak terlihat sedang memilah-milah berbagai botol bekas. Di sana terlihat juga beberapa karung berisi botol bekas dan kardus, yang beratnya kurang lebih hanya 3 kilogram.

“Tepatnya saat air di Situ Ciburuy, yang menjadi sumber utama pengairan sawah garapan saya surut, saya sama suami terpaksa mencari barang-barang bekas untuk ‘menambal’ penghasilan. Kurang lebih sudah empat bulanan,” ungkap Rohaeni, kemarin (18/9).

Rohaeni menyebutkan, sawah yang dia garap bersama suaminya gagal panen dua kali tepatnya saat bulan Ramadan tahun ini. “Pertama saat terserang hama, kedua karena kekeringan. Airnya dari Situ Ciburuy, biasanya airnya naik ke pengairan,” katanya.

Akibat kekeringan ini, sebut dia, pihaknya mengalami kerugian sebesar Rp 6 juta. Uang itu adalah biaya yang digunakan untuk membeli benih dan pupuk tanaman padi. “Lahannya bukan punya saya, saya tidak punya lahan. Jadi sistemnya bagi hasil saja sama pemilik lahan,” ujarnya.

Menurutnya, menjadi pencari barang rongsokan adalah pilihan terakhir untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari. Memang uang yang ia dapat tak seberapa, hanya sekitar Rp 10 ribu per hari.

Untuk satu kilogram botol bekas dan kardus, pengepul membelinya dengan harga Rp 2.500. Per hari, Rohaeni dan suaminya hanya bisa mendapatkan sekitar 4 kilogram botol dan kardus.

“Kalau ada pengepul yang beli rongsokan, baru bisa punya uang untuk makan. Saya juga jual kayu bakar. Yang penting kerja yang halal saja, alhamdulillah walau sangat pas-pasan,” katanya.

Sementara itu, suaminya Rohaeni, Edi,70, mengaku kerap mencari sampah hingga ke tebing. “Suka ada yang buang sampah sembarangan, makanya sampah plastiknya saya ambil. Kadang suka ada yang memberi uang juga,” katanya seraya menyebutkan untuk lauk pauk makan sehari-hari, anak-anak pasangan lansia itu turut membantu. (drx)

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan