Sampah Sungai Tembus 1.600 Ton  

Dia mencontohkan, sampah yang ada di Malabar ketika dikumpulkan bisa mencapai dua truck selama dua hari. “Kita mencatat setiap hari sebanyak 1.600 ton sampah diangkut dari sungai,” katanya.

Dia juga mengimbau kepada masyarakat untuk tidak membuang sampah ke sungai, karena selama melakukan pengangkutan sampah telah banyak menelan biaya operasional dari APBD.

Syahriani menambahkan, program Kurangi Pisahkan dan Manfaatkan (Kang Pisman) bukan hanya mengurangi produksi sampah namun juga bisa mendorong masyarakat agar tidak membuang sampah ke sungai. Ia menduga, saat aliran sungai cukup deras ini kerap dimanfaatkan warga untuk sambil membuang sampah.

Syahriani tak memungkiri, pembangunan yang cukup masif di kawasan utara turut berkontribusi menyebabkan derasnya aliran sungai ke hilir sungai. Sebagai dampaknya, debit air yang besar tak mampu ditampung oleh sungai dan meluap hingga ke jalan dan pemukiman warga di Kota Bandung.

“Selain sampah itu sedimentasi, dan di hulu pohon sudah berkurang sudah banyak yang erosi. Bangunan di hulu dan di samping sungai juga semakin banyak,” ujarnya.

Sepanjang Oktober lalu, Pemkot Bandung telah melaksanakan program Mapag Hujan. Selama tiga pekan penuh semua Organisasi Perangkat Daerah (OPD) dan aparat kewilayahan bergerak secara serentak membersihkan sungai dan pengangkatan sedimentasi.

“Sebetulnya kalau membereskan masalah tidak dari satu sisi. Itu ada beberapa pekerjaan yang harus diselesaikan bersama-sama. Tidak hanya sampah, ada pendangkalan yang harus dikeruk dan pembangunan di hulu dan di samping sungai,” pungkasnya. (mg2/drx)

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan