Sampah Rumah Tangga Sangat Mendominasi Pencemaran Sungai

NGAMPRAH– Sekelompok penggiat lingkungan melakukan pengambilan sampel air dari hulu sungai di belasan titik di wilayah Lembang. Hasilnya, angka kadar keasaman (pH) air antara 7-8.

Hal itu tak terlepas dari tingkat pencemaran Sungai Cikapundung kian bertambah parah yang disebabkan perilaku tidak sadar masyarakat yang kerap membuang sampah rumah tangga dan kotoran ternak ke sungai.

“Setelah mengambil sampel air kemudian langsung memeriksanya, hasilnya didapatkan bahwa air Sungai Cikapundung sedang tidak dalam kondisi baik. Kondisi beberapa aliran sungai kecil, sangat memprihatinkan,” kata Wisnu Azis, salah seorang anggota kelompok pencinta lingkungan, kemarin (25/8).

Azis dan kawan-kawannya melakukan pemeriksaan kualitas air dengan kertas lakmus yang terbuat dari bahan kimia. Jika kertas itu dicelupkan dalam larutan air asam atau basa, kertas itu akan berubah warna sesuai apa yang terkandung di air tersebut.

Menurut Azis, dari hulunya, air masih aman digunakan masyarakat, namun ketika timnya menuruni perbukitan untuk menyusuri daerah aliran sungai, air mulai terkontaminasi limbah deterjen, sampah hingga kotoran ternak karena sudah dipadati pemukiman penduduk.

“Semakin ke hilir, terlihat air sungai sudah mulai keruh. Masalah ini tentunya sangat mengancam ekosistem di sungai karena binatang yang biasa hidup di air tawar menjadi mati,” ujarnya.

Di berbagai titik sepanjang aliran sungai yang disusurinya, dia mengaku, juga ditemukan banyak sampah yang ikut terbawa aliran sungai. Belum lagi saluran pipa pembuangan dari perumahan penduduk atau tempat usaha yang membuat kotor dan mencemari sungai ini.

Dia menjelaskan, keberadaan Sungai Cikapundung yang melintasi tiga daerah yaitu Kabupaten Bandung Barat, Kabupaten Bandung dan Kota Bandung fungsinya sangat penting bagi kehidupan masyarakat sekitarnya.

“Aktivitas warga di sungai seperti dulu sudah jarang sekali karena kualitas air sudah buruk sejak dari hulu. Air tidak aman dikonsumsi manusia, bahkan untuk digunakan mandi dan mencuci. Sehingga warga beralih menggunakan air dari PDAM,” bebernya.

Dia berharap, hasil pengujian sampel air di hulu Cikapundung ini bisa jadi bahan masukan bagi pihak terkait untuk melakukan pembenahan agar kondisi sungai yang memiliki aliran sepanjang 28 kilometer itu lebih baik lagi. “Dengan kegiatan ini kami ingin agar kondisi air sungai bisa lebih baik ke depannya,” tandasnya. (drx)

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan