Rumah Kita

Usia mereka kini 17 tahun. Masih di bawah umur 20 di tahun 2021 nanti.

Secara tim kita sudah punya kerangka. Waktu 2 tahun cukup untuk mematangkannya.

Dalam sejarah Piala Dunia U-20 (atau lebih dikenal sebagai Youth FIFA World Cup) kemampuan tim lebih merata. Tidak terlalu didominasi Eropa. Atau Amerika Latin.

Selama 22 kali Piala Dunia U-20 hanya Argentina yang sampai enam kali jadi juara. Negara seperti Inggris dan Jerman baru sekali jadi juara.

Dari segi stadion kita lebih dari mampu. Hanya enam stadion yang dibutuhkan. Dari 10 stadion yang diajukan.

Daerah-daerah seperti berlomba. Agar stadionnya bisa dipakai. Sampai ada yang sewot. Masa kota terbesar kedua di Indonesia kalah terus dengan –misalnya Palembang.

Wali kota Surabaya kelihatannya lagi perang dingin dengan Gubernur Jatim Khofifah. Gara-gara stadion Gelora Bung Tomo. Yang mungkin tidak layak dipilih.

Siapa pun tahu. Stadion itu terlalu dekat dengan gunung sampah. Yang parfumnya bisa masuk sampai stadion. Sampai lengket di baju. Terbawa sampai di rumah.

Istri yang selalu membawa minyak kayu putih untuk jaga-jaga ketika bau sampah di sebelah stadion mulai menyengat
(Foto: TribunJatim.com).

Baca juga: Sampah Kaget

Jubir wali kota menjelaskan: bau itu bisa diatasi dengan kimia. Setiap ada pertandingan bisa diberi penangkal itu. Juga bisa ditutupi terpal –yang maha luas.

Tentu tidak hanya soal bau. Akses ke stadion itu masih belum ”kelas dunia”.

Bahkan belum kelas apa pun di bawahnya.

Akses itu memang bisa dikebut dalam dua tahun. Hutan buatan juga bisa dibuat di sekitar gunung sampah. Tidak. Hanya baunya yang diusir. Kebusukan fisiknya juga harus dicover dengan keindahan.

Mungkin tidak usah bertengkar. Toh tim FIFA yang berhak memilih. Serahkan saja sepenuhnya pada mereka.

Yang penting Piala Dunia akhirnya datang ke rumah kita. (dahlan iskan)

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan