Relawan Dorong Terbentuknya Desa Tangguh Bencana

NGAMPRAH – Kabupaten Bandung Barat (KBB) yang memiliki potensi bencana seperti longsor dan pergerakan tanah terutama pada saat musim hujan turun, mendorong jajaran sejumlah relawan yang terdiri dari beberapa komunitas kebencanaan untuk mendirikan Desa Tangguh Bencana (Destana) Ciater.

Destana merupakan salah satu Program yang dicanangkan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), dalam rangka Pengurangan Resiko Bencana (PRB) yang tertuang dalam Perka BNPB Nomor 1 Tahun 2012.

Konseptor pembentukan Destana Ciater, Johanes Ogeng dari Bharawana Unjani mengatakan, Destana dibentuk untuk memberikan rasa aman dan nyaman bagi warga, karena mereka telah dibekali pemahaman dalam bertindak bilamana terjadi suatu bencana.

“Dengan terbentuknya Destana Ciater, nantinya warga lebih paham tentang kebencanaan, mengerti harus bagaimana menghadapi bencana, baik sebelum maupun ketika bencana itu terjadi,” kata Ogeng di Lembang, Senin (30/9).

Ogeng menjelaskan, Desa Ciater yang terletak di Kabupaten Subang rawan terdampak erupsi Gunung Tangkuban Parahu di KBB, karena hanya berjarak 4 kilometer ke pemukiman warga. Selain itu, ancaman lainnya adalah banjir bandang, longsor serta gempa akibat pergerakan sesar Lembang.

“Dengan dibekali keilmuan tentang kebencanaan, nantinya warga Desa Ciater menjadi lebih tangguh saat menghadapi ancaman yang datang. Destana harus berpihak pada kelompok yang rentan, seperti balita, manula dan kaum disabilitas,” ungkapnya.

Sementara itu, Kelompok dari Masyarakat Peduli Bencana (MPB) Bekasi, Delta menerangkan, sebuah desa tangguh tidak hanya diam atau terpaku menunggu bantuan datang apabila suatu bencana terjadi.

“Sebuah desa tangguh sudah tahu apa yang mesti diperbuat. Serta mempersiapkan segalanya untuk menghadapi bencana” kata Delta.

Dengan sudah terbentuknya Destana Ciater, diharapkan menjadi motivasi bagi desa lainnya untuk melakukan hal yang sama, agar makin bertambah banyak desa tangguh bencana serta para warganya semakin paham tentang mitigasi bencana.

“Kami terdiri dari SAR Pasundan, MPB Bekasi, Bharawana Unjani, Indonesian Escorting Ambulance dan Crisis Center Unjani, akan terus melakukan pendampingan sampai desa benar-benar siap dan mandiri dalam mitigasi bencana. Tujuan akhirnya untuk memberikan keselamatan bagi seluruh warga,” pungkasnya. (drx)

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan