Rayakan HUT RI Bersama Warga Tiongkok

CILEUNYI – Puluhan warga Kampung Babakan Sayang Rw 05 Desa Cibiruhilir Kecamatan Cileunyi Kabupaten Bandung. merayakan peringatan hari Kemerdekaan RI ke 74, bersama pulungan warga Tiongkok.

Pantauan dilokasi perlombaan dalam rangka HUT RI Ke 74 tahun 2019, Pemandangan berbeda terlihat. Maklum, ratusan kepala keluarga lain yang dulu masih ikut bergabung memeriahkan, kini sudah tak lagi tinggal di kawasan tersebut.

Ketua RW 05 Cep Suryanto mengatakan, dalam memeriahkan perayaan HUT RI terlihat berbeda dari tahun sebelumnya. Sebab, selain sebagian besar warga sudah tidak ada karena kampung tersbut terkena jalur Proyek pembangunan oleh PT. Kereta Cepat Indonesia China (KCIC).

”Tahun ini, perayaan HUT RI terasa meriah dan berbeda. Sebab, kami kedatangan jajaran pimpinan dan karyawan pelaksana pembangunan KCIC yang ikut memeriahkan Hari Kemerdekaan RI bersama warga,” Kata Cep saat ditemui disela-sela kegiatan di Cileunyi, Sabtu (17/8).

Menurut Cep, warganya sangat antusias menyambut para pegawai CREC asal Tiongkok yang bergabung untuk mengikuti perlombaan dalam rangka peringatan Hari kemerdekaan RI tahun 2019. Soalnya kali ini, perlombaan wilayahnya memang terbilang sepi setelah ratusan kepala keluarga yang tergusur proyek kereta cepat pindah ke sejumlah daerah lain.

”Dulu di sini sangat padat karena ada sekitar 625 kepala keluarga di empat RT, sekarang hanya tersisa 92 KK di 2 RT. Kalau tidak ada keikutsertaan dari para pegawai CREC, mungki sepinya lebih terasa. Apalagi mungkin ini yang terakhir kali kami merayakan Hari Kemerdekaan di sini, karena yang masih bertahan pun rencananya akan tergusur untuk pengembangan Transit Oriented Development (TOD) kereta cepat,” jelasnya.

Cep menjelaskan, Meskipun demikian, peringatan Hari Kemerdekaan yang berlangsung sederhana tetap berlangsung meriah. Sebab, jajaran pimpinan hingga pegawai asal Tiongkok dari China Railway Group Limited (CRER) yang sehari-hari mengerjakan proyek kereta cepat di kawasan tersebut. Mendobrak batas kewarganegaraan dan kendala bahasa, mereka terlihat berbaur dalam bahasa yang lebih universal yaitu senyum dan tawa.

”walau keterbatasan pengertian bahasa, kegiatan perlombaan terasa meriah. Karena, para pekerja proyek KCIC berbaur dan tertawa bersama warga,” tuturnya.

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan