Proyek Creative Center di Gedung Negara Cirebon Dikritik Dewan

BANDUNG – DPRD Provinsi Jawa Barat menyesalkan bangunan di sekitar Gedung Negara yang sebelumnya berfungsi sebagai kantor Badan Koordinasi Pemerintahan Dan Pembangunan (BKPP) Wilayah III Kabupaten Cirebon rencananya akan berubah fungsi sebagai pusat kreativitas (creative Center).

Sekretaris Komisi I DPRD Provinsi Jawa Barat, Sadar Muslihat mengatakan, Gedung Negara yang telah dinobatkan sebagai bangunan heritage tersebut merupakan bangunan bernilai sejarah tinggi peninggalan Belanda. Akan tetapi disisi lain bangunan disekitar Gedung Negara saat ini dalam proses pengerjaan pusat kebugaran. Hal itu dinilai tidak sinkron dengan bangunan utama yakni Gedung Negara.

‘’Jadi kami menyesalkan pemanfaatan aset Pemdaprov Jabar tidak sesuai dengan bangunan utamanya. Karena, Gedung Negara ini sebagai heritage, tentu dalam ukurannya sudah ditentukan dalam undang-undang,” ujar Sadar di Gedung Negara, Kabupaten Cirebon, Kamis (7/11).

Dia menilai, tidak diperbolehkan dalam ukuran apapun merubah apalagi merusak sebelum ada kesesuaian dengan pertaturan perundangan yang berlaku. Dengan kata lain, heritage ini harus dipertahankan kontruksinya seperti sediakala.

“Jangankan merusak bangunan, merubah kontruksinya pun harus diperhitungkan sesuai peraturan yang berlaku,” kata dia.

Dia menambahkan, terlebih dengan adanya rencana perubahan nama bangunan tersebut dengan istilah asing yakni creative center. Padahal, bangunan utama tersebut sudah terkenal dengan Gedung Negara setelah BKPP di bubarkan semenjak UU no. 23 Tahun 2014 diberlakukan. Termasuk dengan penamaannya jangan sampai dirubah.

‘’Enggak usah pakai istilah Bahasa Inggris, udah aja Gedung Negara,’’kata Sadar.

Di sisi lain, tambah politisi PKS itu, pembangunan disekitar bangunan Gedung Negara yang tengah digarap seharusnya menyesuaikan dengan bangunan utama. Akan tetapi dari kontruksinya bangunan yang saat ini dalam tahap pengerjaan, dapat dikatakan tidak mengikuti bangunan utama dan lebih modern.

“Seharusnya disesuaikan antara bangunan utama dengan bangunan yang sedang digarap. Kalau seperti ini yang ada malah menjadi timpang dengan konsep kontruksi bangunan seperti itu,” ujar Sadar.

Dia menambahkan, konsep pusat kebudayaan lebih cocok untuk dijadikan sarana destinasi wisata yang menyediakan hasil kerajinan khas Kacirebonan ketimbang sarana olahraga. Terlebih dengan adanya Bandara Internasional Jawa Barat (BIJB) Kertajati dapat berpotensi pariwisata yang menjanjikan.

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan