Produksi Padi Cimahi Masih Jauh untuk Menutupi Kebutuhan

CIMAHI – Sejauh ini produksi beras di Kota Cimahi sangatlah minim. Hal itu disebut wajar mengingat lahan pertanian yang tersedia dan tersisa hanya 137,14 hektare. Dari luas lahan tersebut, hanya mampu memproduksi beras 1.674,13 ton per tahun.

Sehingga dapat dipastikan jika jumlah hasil panen tersebut tidak akan mampu mencukupi kebutuhan pangan masyarakat Kota Cimahi yang berjumlah sekitar 548.373 jiwa. Untuk memenuhi kebutuhan pangan, Cimahi hampir dipastikan akan selalu bergantung kepada daerah lain.

”Itu hanya cukup untuk 2,85 persen saja dari kebutuhan. Untuk memenuhi kebutuhan pangan, perlu dipenuhi dari daerah lain,” kata Wali Kota Cimahi, Ajay Muhammad Priatna saat ditemui di lahan sawah Jalan Aruman, Cibabat, Kota Cimahi, Minggu (27/10).

Panen padi itu diperoleh dari 137,14 lahan sawah tersisa di Kota Cimahi atau 3,43 persen dari total luas wilayah Cimahi yang hanya 40 kilometer persegi lebih. Lahan sawah itu tersebar di Kecamatan Cimahi Utara 85,42 hektare, di kecamatan Cimahi Selatan 46,3 hektare dan Kecamatan Tengah 4,42 hektare.

Ajay mengklaim, pihaknya telah melakukan berbagai upaya untuk pemenuhan ketersediaan pangan di Kota Cimahi. Seperti menyediakan lahan abadi sesuai yang tercantum dalam Undang-undang Nomor 41 Tahun 2009 tentang Perlindungan Luas Lahan Pertanian Berkelanjutan (LP2B).

”Lahan sawah seluas 33,09 hektare masuk dalam Perda RDTR (Rencana Detail Tata Ruang) yang tidak boleh dialihfungsikan. Kecuali untuk kepentingan tertentu sesuai yang diisyaratkan dalam ketentuan,” jelas Ajay.

Pada lahan abadi itu, lanjut Ajay, pihaknya memberikan bantuan berupa bibit, alsintan, pupuk dan pembinaan terhadap petani.

”Upaya ini diharapkan dapat menggenjot produktifitas pertanian dan mengurangi alih fungsi lahan,” imbuhnya.

Terbaru, pihaknya tertarik untuk mengembangkan obat organik penyubur tanah dan tanaman yang diberi ‘Bio Gro’. Obat tersebut diklaim bisa meningkatkan produksi dan menghasilkan panen yang berkualitas.

”Mudah-mudahan hasil ini bisa kita kembangkan di kelompok tani lain,” kata Ajay.

Obat tanaman organik itu baru diujicobakan untuk tanaman padi di Kelurahan Citeureup dan Kelurahan Cibabat. Hasilnya, diklaim ada peningkatan produksi.

”Dari panen gak pake obat ini hasilnya 3,5 ton, setelah (pakai bio gro) jadi 2 kali lipat,” ujar Ajay.

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan