Perang Hoaks di Dunia Maya, Danger !

JAKARTA – Isu hoaks atau berita bohong kerap kali men­jadi salah satu musuh terbe­sar dalam pesta demokrasi pemilihan umum (Pemilu) 2019 yang akan digelar pada April mendatang. Selain po­litik uang dan politisasi sara, penyelenggara pemilu beru­paya memerangi berita hoaks melalui pemberian infor­masi yang benar kepada ma­syarakat. Hal tersebut di be­narkan oleh Komisioner Komisi Pemilihan Umum (KPU), Wahyu Setiawan di Jakarta, Senin (11/3).

Wahyu menuturkan, terkait berita hoaks, pihaknya menga­ku telah memberikan perha­tian khusus. Dimana KPU akan memberikan klarifikasi terhadap berita hoaks melalui sanding­an berita yang benar.

Ia pun tidak menampik da­lam kontestasi politik saat ini ada upaya sistematis untuk memproduksi hoaks, dibuat langsung dengan cara meni­kam ulu hati penyelenggara pemilu.

Kita juga manfaatkan media sosial untuk memberikan sosialisasi pendidikan pemi­lih terkait dengan ketidakbe­naran informasi yang beredar, kami aktif manfaatkan med­sos berikan informasi benar ke masyarakat. Pihak-pihak yang membuat hoaks ini cu­kup pintar, langsung menikam, terangnya.

Dengan adanya informasi hoaks, masyarakat juga te­rancam mendapat informasi yang tidak benar. Padahal, kata Wahyu, KPU terbuka terhadap kritik di masyarakat. Di debat pertama misalnya, KPU yang mendapat kritik dan saran langsung memperbai­ki mekanisme debat. Kami tidak alergi terhadap masukan, justru bisa untuk memper­baiki diri, tegasnya.

Di tempat sama, Anggota Bawaslu Mochammad Afifud­din mengatakan, ada banyak kejadian soal isu identitas yang dipakai dalam kampanye pada pemilu sebelumnya. Meningkatnya pengunaan media sosial pada masyarakat juga menjadi pemicu mudah­nya hoaks berkembang dan tersampaikan.

Jadi kita sampaikan bahwa itu punya tingkat kerawanan tinggi untuk diantisipasi. Se­karang kan berkembang lagi. Kalau lima tahun lalu kan soal penggunaan medsosnya tidak kayak gini. Jadi mobili­sasi berita atau isu bohong itu sekarang lebih cepat sebab medsos saat ini begitu dekat sama masyarakat, bebernya.

Afif menambahkan pihaknya telah bekerja sama dengan Kementrian Komunikasi dan Informatika dalam melacak akun medsos yang menyebar­kan berita hoaks. Kata Afif, ada hampir 1.200 akun yang dilaporkan ke pihak berwajib.

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan