Pengusaha Tuna Netra dapat Apresiasi Pemkot

BANDUNG– ”Saya selalu percaya, pengusaha itu tidak diciptakan, tetapi dilahirkan,” ujar Wakil Wali Kota Bandung, Yana Mulyana di hadapan ratusan pengusaha tuna netra yang tergabung dalam Entre­preneur Disabilitas Netra (EDN) di Balai Kota Bandung, baru-baru ini.

Yana berkeyakinan, siapapun bisa menjadi pengusaha asal mereka mau dan berjuang. Maka ia optimis, komunitas EDN mampu melahirkan para entrepreneur yang sukses.

EDN merupakan komunitas tunanetra yang fokus pada pengembangan kewirausa­haan bagi anggotanya. Komu­nitas yang diresmikan langsung oleh Yana itu telah beranggota­kan lebih dari 150 orang. Tak hanya di Bandung tetapi di seluruh Indonesia hanya dalam waktu kurang dari dua bulan.

Melihat antusiasme para difabel itu, Yana mengaku sangat bangga. Ia kembali mengingatkan, kunci kesuksesan terdapat pada perubahan mindset atau pola pikir, dan itulah yang terjadi pada anggota komu­nitas ini.

”Pemerintah kota menga­presiasi sudah ada satu ke­inginan dari komunitas. Saat ini disabilitas netra, ada satu keinginan mereka mengubah mind set, dari mereka biasa melakukan satu kegiatan men­urut versi mereka sendiri ya, pijat, sekarang berubah,” ujar­nya.

Sebagai langkah awal, EDN bergerak dalam bisnis daring/online dengan memasarkan berbagai produk melalui je­jaring di dalam aplikasi Whats­App. Produk yang dipasarkan pun beragam, mulai dari pakaian pria, pakaian wanita, hingga produk olahan, se­perti susu kambing.

Yana sangat mendukung kegiatan yang digagas oleh EDN. Ia lantas memerintah­kan Dinas Sosial dan Penang­gulangan Kemiskinan (Din­sosnangkis) untuk membe­rikan akses dan fasilitasi se­baik-baiknya kepada komu­nitas ini.

”Dinas kami ada pelatihan, kalau memang dibutuhkan tentu kita akan bantu,” katanya.

Ia pun membuka kesempa­tan seluas-luasnya bagi komu­nitas difabel lain untuk beru­saha bangkit. Menurutnya, EDN telah memotivasi ma­syarakat bahwa keterbatasan bukanlah halangan untuk meraih kesuksesan.

”Ini bisa dilakukan oleh komunitas lain, tidak hanya netra saja. Daksa juga, mun­gkin, pasti bisa. Itu satu tero­bosan yg luar biasa,” ujarnya.

Tinggalkan Balasan