Pembagian Anak Ayam Dinilai Tidak Efektif

BANDUNG -Dewan Kota Bandung memandang kurang efektif rencana Pemkot Bandung dalam mencegah pelajar yang kecanduan Gawai dengan pembagian anak ayam. Rencana tersebut dinilai hanya sia-sia.

Anggota Komisi D DPRD kota Bandung Yoel Yosaphat meyebutkan, Pemkot Bandung harus mengkaji ulang terkait rencana tersebut. Sebab itu hanya meselesaikan di puncaknya saja.

Padahal sebut Yoel, persoal gawai ini harus diselesaikan dari hulunya yaitu keluarga.

“Menurut saya lebih bagus di gencarkan parenting keluarga di bandingkan membagikan anak ayam,” sebut Yoel, saat di jumpai di ruang kerjanya Selasa (22/10).

Menurut dia, jika program tersebut diresmikan akan terjadi beberapa persoalan baru, seperti kesehatan, kotoran dan suara ayam.

“Kita tidak tahu, ayamnya sehat apa tidak, apa anak itu alergi apa tidak,” ujarnya.

Yoel pertanyakan, fungsi anak ayam ini nantinya seperti apa. Apa menjadi konsumsi atau sebagai peliharaan.

“Progran ini saya rasa masih kurang jelas. Apa nanti sudah besar jadi peliharaan atau bisa di konsumsi,”pungkasnya.

Sementara itu, Wali Kota Oded M. Danial mengatakan, untuk mengurangi depresi hingga kecanduan Gawai (gadget), pihaknya memiliki program pengganti gadget untuk anak-anak Sekolah Dasar setingkat (SD), Sekolah Menengah Pertama (SMP), salah satunya adalah memelihara anak ayam.

Sebelum diberi anak ayam, siswa-siswi itu akan diajari cara memelihara anak ayam yang mudah dan murah.

“Saya punya program, anak-anak untuk memelihara anak ayam. Dengan begitu, biar mereka ada kegiatan tidak hanya ke gadget saja dan akan saya kasih anak ayam kampung kita bagikan kepada mereka secara gratis,” ungkap, Selasa (22/10).

Dia menambahkan, selain mengurangi gadget, kegiatan tersebut memiliki banyak hal positif, salah satunya menuju dimensi enterpreneur. Karena pada kegiatan tersebut ditanamkan juga cara beternak, dan dimensi anak- anak akan tumbuh dalam dirinya bagaimana menyayangi binatang.

“Ditambah lagi ada pelajaran Biologi didalamnya,” ujar Oded.

Oded mengungkapkan, pihaknya sedang mencari DOC (Day Old Chicken) atau ayam dibawah umur 10 hari atau paling lama 14 hari.

“Kemudian kita akan uji coba kepada 20-30 anak-anak di 30 Kecamatan kalau berhasil semua anak akan diberi anak ayam gratis. Di Bandung ada lebih dari 100 ribu siswa, kalau misalnya 70 persen saja yang berhasil nanti akan dikumpulkan di Tegalega dan membangun peternakan ayam di Bandung yang dikelola oleh anak-anak,” terangnya. (mg5)

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan