Pemadaman Listrik Massal Jangan Sampai Terulang lagi

BANDUNG – Pemadaman listrik secara masal dari mulai Banten, DKI Jakarta dan Jawa Barat menimbulkan polemik dan kerugian bagi masyarakat dan sejumlah industri, maka perlu ada perubahan sistemasi pengelolaan dengan disentralisasi.

Dengan pola disentralisasi maka pengelola listrik nasional yaitu Perusahaan Listrik Nasional (PLN) tidak kelabakan menanggulangi masalah yang beberapa waktu lalu terjadi pada Minggu (4/8) lalu.

Ketua DPD Golkar Jawa Barat Dedi Mulyadi mengatakan, ada beberapa potensi di Jawa Barat yang menjadi pembangkit tenaga listrik, Jatiluhur menghasilkan listrik, Cirata menghasilkan listrik, Saguling menghasilkan listrik. Seluruhnya ditampung terlebih dahulu di PLN.

“Itu ada di Jawa Barat namun di tampung di PLN, ketika satu kutub mati jadi semua mati terdampak, saya ini menjadi bingung,” kata Dedi, saat dihubungi Selasa (6/8).

Lebih lanjut Dedi, sistematis pengelolaan listrik bisa di maksimal dengan potensi yang ada di sekitar, artinya potensi tenaga listrik dari sungai kecil atau embung yang ada di sekitar lingkungan atau suatu daerah bisa dialiri listrik ke rumah yang ada di sekitar daerah tersebut dengan cara mandiri.

“Sementara listrik yang menerangi Purwakarta, Cianjur dan Bandung Barat misalnya bisa jadi tak ada kaitannya dengan pembangkit listrik yang dekat dengan rumahnya. Itulah sentralisasi pengelolaan ketenagalistrikan. Ketika satu kutub mati, semuanya terguncang,” ucapnya.

Kendati demikian Dedi menjelaskan, sungai besar dapat digunakan untuk produksi listrik skala besar. Kerusakan pada satu instalasi tempat tidak akan berdampak pada tempat yang lainnya, karena mereka dialiri dan dihidupi dari seluruh energi yang ada di lingkungannya.

“Dapat dipastikan kita mendapatkan listrik yang murah dan tidak mengalami gangguan masal. Karena setiap daerah mengelola sistem kelistrikannya sendiri sesuai dengan sumber daya listrik di wilayahnya,” ucap dia.

Dedi juga menjelaskan, problematika pengelolaan listrik ini berasal dari pengelolaan listrik sejak zaman orde baru. Listrik hanya dikelola oleh PLN. Seluruh sumber energi tidak bisa menjual langsung kepada masyarakat. Semuanya harus dijual melalui PLN.

Tentu saja menurut Dedi, cara ini telah menciptakan rangkaian yang panjang dalam metode pengelolaan energi listrik. “Kadang, pikiran kita yang awam menjadi bingung,” ujarnya.

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan