Pelindungan Bahasa dan Sastra Daerah Perlu Sinergisitas

DALAM rangka pelindungan bahasa dan sastra daerah, di­perlukan rencana strategis dan sinergisitas program dari lem­baga-lembaga yang berkepen­tingan. Tanpa adanya sinergi, setiap lembaga akan mem­buat program masing-masing yang dapat jadi program terse­but menjadi tumpang tindih atau duplikasi sehingga secara ekonomi merupakan pembo­rosan. Hal tersebut dikatakan Prof. Dr. Ir. Ganjar Kurnia DEA., Ketua Dewan Kebudayaan Jawa Barat, dalam Diskusi Kelompok Terpumpun Siner­gisitas Program dan Kegiatan Pemerintah Pusat dan Daerah dalam Rangka Pelindungan Bahasa dan Sastra Daerah.

Menurut Ganjar, Setelah tujuan jelas dan kegiatan yang harus dilakukan sudah tertu­lis dengan jelas, maka aspek sinergisitas dimulai dengan perencanaan bersama untuk membuat program yang akan dilaksanakan di masing-ma­sing lembaga. ”Perencanaan, sebenarnya bukan hanya pada saat membuat program kerja tahunan, tetapi dimulai dengan merumuskan Ren­cana Strategis Pembangunan Kebahasaan secara bersama-sama. Untuk hal ini, Balai Bahasa sangat tepat apabila jadi motornya” kata Ganjar.

Diskusi yang diselenggarakan oleh Balai Bahasa Jawa Barat tersebut berlangsung pada Se­lasa, 28 Mei 2019, di aula Balai Bahasa Jabar, Jalan Sumbawa Nomor 11 Bandung. Kegiatan diskusi dibuka oleh Kepala Balai Bahasa Jawa Barat, Drs. Umar Solikhan, M.Hum. Umar mengatakan bahwa Kegiatan diskusi ini merupakan salah satu upaya Balai Bahasa Jawa Barat dalam rangka memonitor, mengawasi, dan mengevaluasi pelaksanaan konservasi ba­hasa dan sastra di Jawa Barat.

Menurut Umar, dalam rang­ka pelindungan bahasa dan sastra, terlebih dahulu harus diawali dengan pemetaan bahasa dan sastra daerah. Pada kesempatan tersebut, Umar memaparkan program dan kegiatan Balai Bahasa Jabar yang sudah dan akan dilakukan terkait kebahasaan dan kesastraan. Di antaranya pada tahun 2019 ini Balai Ba­hasa Jabar juga akan melaku­kan konservasi manuskrip.

Dalam diskusi yang diha­diri oleh peserta dari Biro Yanbangsos Setda Jabar, Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Ba­rat, Bappeda, Lembaga Basa jeung Sastra Sunda (LBSS), IKA Dubas Jabar, Peneliti Sastra, dan insan media mas­sa tersebut diisi oleh empat orang pembicara. Selain Ganjar Kurnia dan Umar Solikhan, dua pembicara lainnya adalah Deni Setiawan, S.S. (Kasubbid Pelindungan Sastra, Badan Bahasa dan Perbukuan) dan Ida Ningrum, S.Si., M.Pd. (Ka­subbid Pemerintahan dan Pembangunan Manusia, Bap­peda Provinsi Jawa Barat). Terkait pelindungan bahasa dan sastra, dalam kesempatan diskusi, Ida Ningrum menje­laskan beberapa langkah yang dilakukan Bappeda Jabar, yakni program pelestarian bahasa, pelestarian sastra, dan pelestarian aksara.

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan