Pelaksanaan Porkab Masih Belum Jelas

NGAMPRAH– Pelaksanaan Pekan Olahraga Kabupaten (Porkab) ke-3 yang diagendakan akan digelar di Kecamatan Padalarang, masih belum menemukan titik terang dari KONI Kabupaten Bandung Barat (KBB).

Rencananya kepastian pelaksanaan Porkab akan ditentukan pekan depan setelah melihat kesiapan dari masing-masing cabang olahraga (cabor).

“Sampai saat ini belum ada keputusan karena kepastiannya akan ditentukan pekan ini. Apakah akan digelar bulan November ini atau digeser ke pertengahan 2020,” kata Sekretaris KONI KBB, Lili Supriatna didampingi Ketua Bidang Pembinaan Prestasi (Binpres), Jaka Supriatna di Padalarang, Minggu (10/11).

Lili menyebutkan, KONI KBB tidak mau sekadar asal-asalan dalam melaksanakan event Porkab. Sebab event tersebut menjadi ajang untuk menjaring atlet-atlet potensial dan berprestasi guna diturunkan pada Porprov (Porda) Tahun 2022. Terlebih sekitar 70% atlet KBB yang ikut di Porda sebelumnya secara usia sudah tidak bisa lagi tampil, sehingga perlu ada regenerasi penerus dari atlet-atlet muda.

Pihaknya masih berharap Porkab bisa digelar di tahun ini karena agenda olahraga di tahun 2020 terbilang cukup padat. Salah satunya gelaran PON Papua sehingga ketika Porkab digelar pertengahan tahun depan dikhawatirkan dapat mengganggu persiapan PON. Di sisi lain, ajang Porkab juga sangat penting karena menjadi tolak ukur sekaligus ajang seleksi bagi atlet. Sebab bagi mereka yang berprestasi nantinya bisa menjadi kontingen KBB yang akan terjun di Porprov.

“Saat Porkab digelar maka talent scouting atau intelegent sport akan muncul dan bisa keliatan benar mana yang berprestasi. Ini kira-kira yang berpeluang dapat emas di Porprov mana, dan dari sekarang peluang emas itu bisa dilihat dari Porkab,” ucapnya.

Ketua Bidang Pembinaan Prestasi (Binpres) KONI KBB, Jaka Supriatna menambahkan, dari total 60 cabor yang ada pihaknya ingin melihat kesiapan atlet cabor di masing-masing kecamatan. Sebab syarat sebuah cabor dipertandingkan dalam Porkab adalah ketika ada perwakilan atlet dari minimal enam kecamatan. Jika kurang dari itu maka cabor tersebut tidak bisa dipertandingkan. Bagi olahraga populer seperti sepak bola, voli, bulutangkis, dll, pasti kontingen dari 16 kecamatan ada. Tapi untul beberapa cabor lain masih terus digelorakan supaya menyebar ke semua kecamatan.

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan