PDAM Tirtawening Raih TOP BUMD Tiga Tahun Berturut Turut

BANDUNG – PDAM Tirtawening Kota Bandung meraih penghargaan Top CEO BUMD (Badan Usaha Milik Daerah) 2019 dan Wali Kota Bandung sebagai Top Pembina BUMD 2019 dari majalah TopBusiness bekerjasama dengan Asia Business Research Center, serta beberapa lembaga Tim Penilai seperti SGL Management, PPM Manajemen, Sinergitas Daya Prima, Dwika Consulting, Melani K Harriman & Associate, Harvard Intellec-tual Business Community, dan Alvara Strategi Indonesia, Senin (29/4/2019).

Direktur Utama PDAM Tirtawening Sonny Salimi mengatakan penghargaan ini didekasikan kepada teman teman dan karyawan PDAM yang telah berjuang bersama mewujudkan visi misi perusahaan dalam meningkatkan kinerjanya melayani masyarakat.

”Satu visi misi, cita cita bersama tingkatkan kinerja upaya kita selama ini evaluasi dan ternyata dihargai dalam sebuah event penilaian secara independen,” jelas Sonny saat ditemui di ruang kerjanya.

Sonny mengaku bangga setelah tiga tahun berturut turut dapat meraih penghargaan PDAM terbaik se Indonesia pada katagori peraih 100 ribu pelanggan dengan banyak inovasi.

”Ini penilaian kinerja kita di tahun 2018 secara serta merta tingkatkan jumlah pelanggan sekitar 15 ribu dalam satu tahun memanfaatkan dana hibah bukan dana sendiri,” tuturnya.

Salah satu yang dinilai oleh majalah tersebut kata Sonny kegiatan temu pelanggan PDAM. Menurutnya tidak PDAM Tirtawening tidak menghindar dari keluhan masyarakat namun menjemput untuk mengatasi bersama.”

Sampai hari ini kami sudah memiliki 174 ribu lebih pelanggan dan target tahun ini mencapai 21 ribu pelanggan. Dari 174 itu memang yang mengalir 24 jam baru 25-30 persen, dan sekitar 30 persen masih ada yang 8 jam. Saat ini keluhan sedikit namun nanti meningkat saat cuaca kemarau ya, rata rata mengeluhkan airan aliran kalau air keruh tidak ada,” paparnya.

Kendati meraih penghargaan namun sampai ini, kata Sonny pihaknya masih mendapat beberapa kendala besar.

”Kendala kita sumber air tidak ada dan proses pendistribusian yang masih terkendala oleh jaringan masih tidak tertata denggan baik. Keduanya harus ganti valpe valpe yang masih tertimbun itu berpengaruh pada proses penggiliran. Tertimbunnya sendiri karena jalan jalan dikita terus diperbaiki ditinggikan di aspal, betonisasi jadi tertutup,” pungkasnya.

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan