BANDUNG– Sebelum terjadinya ricuh saat penertiban rumah yang berada di RW 11 Kelurahan Tamansari Kota Bandung untuk program rumah deret, Wali Kota Bandung, Oded M. Danial mengaku selalu membuka diri dan bermediasi dengan para warga.
Menurut Oded, program rumah deret merupakan komitmen untuk penataan kawasan kumuh sekaligus menyediakan hunian yang layak dan murah bagi warga. Sehingga pihaknya sangat berharap agar warga di RW 11 tersebut bisa ikutserta membantu dan menyukseskan program pemerintah ini.
“Memang dari awal mereka sudah menolak. Itu disampaikan kepada teman-undangan akan tetap pada posisi yang ditolak. Ya susah kalau memang sudah menolak kita juga tidak bisa memaksanya,” kata Oded di Pendopo, Sabtu (14/12).
Meski begitu, Oded tidak akan menutup diri yang menolak ingin bermediasi. Baginya, semua warga RW 11 Tamansari tetap memiliki hak yang sama dengan warga Kota Bandung. “Ya jika mereka punya itikad, tidak masalah. Sebagai orang tua, jika ada itikad, mari kita duduk bersama. Kita bermediasi,” katanya.
Dipertahankan fasilitas tersebut berlaku untuk seluruh warga RW 11 Tamansari. Selain itu, Warga RW 11 yang setuju dengan program ini juga akan mendapat prioritas dan banyak keistimewaan kompilasi kembali ke rumah deret. “Ganti ini kan untuk semuanya, tapi kompilasi mereka menolak itu juga kan hak mereka,” tegasnya.
Oded mengungkapkan sampai saat ini sudah lebih dari 3.000 orang Kota Bandung yang masuk dalam daftar antrean masuk rumah layak huni. Terkait, pembuatan rumah deret ini juga diperuntukan bagi masyarakat umum yang ada di RW 11 Tamansari.
“Hari ini nyata sudah ada 3.000 lebih MBR (Masyarakat Berpenghasilan Rendah) yang diterima untuk hunian di Kota Bandung. Sedikit demi sedikit kita hadirkan mudah-bisa untuk masyarakat Kota Bandung,” jelasnya.
Sementara itu, Kepala Dinas Perumahan Permanahan dan Pertamanan (DPKP3), Dadang Darmawan menyatakan, untuk pembangunan pertama pembangunan rumah Tamansari akan dibuat sebanyak 200 unit.
Tahap pertama rumah deret ini akan diprioritaskan untuk warga RW 11 Tamansari. Jika masih tersisa unitnya, maka dikeluarkan untuk masyarakat dari daerah lain di Kota Bandung.
