Ngorok di Belakang

Satu gol saja.

Dan itu tidak terjadi. Meski ada perpanjangan waktu 5 menit. Nasib Barcelona. Harus tersingkir di babak semi final. Memang seperti tidak masuk akal. Barcelona dicukur gundul 4-0 seperti tadi pagi.

Padahal tiket final sepertinya sudah di tangan. Pemain depan Barcelona sendiri, Suarez, sampai sudah bilang begini: nanti, kalau saya mencetak gol di sini, saya tidak akan melakukan selebrasi.

Itu untuk menjaga perasaan fans Liverpool. Suarez dulunya adalah bintang Liverpool. Yang pindah ke Barcelona. Saat Liverpool kalah 0-3 di Barcelona minggu lalu Suarezlah pencetak gol pertama. Suarez tahu perasaan fans Liverpool seperti saya. Dan ia merasa akan bisa cetak gol lagi di Liverpool. Berjanji tidak akan selebrasi.

Ternyata Suarez tidak berkutik. Dijaga Arnold dan Van Dijk. Dan Hendersen. Dan Matik.

Seperti juga Messi. Yang ikut tidak berkutik. Eh, sebenarnya Messi berkutik: tapi tendangannya selalu bisa diblok oleh kiper Alisson. Atau saat Messi menendang bola gawangnya kurang geser sedikit ke kiri.

Origi, pemain cadangan ini, begitu bergigi. Pembuka gol di menit ke 7 dan penutup gol tiba-tiba di menit 79 tadi. Yang digantikannya, Mo Salah, ikut histeris. Dari tempat duduknya sebagai penonton. Dengan kaus hitam bertuliskan “Never Give UP”. Didampingi isterinya yang berjilbab kuning muda.

Salah memang masih cedera kepala. Seperti juga Firmino yang masih cedera otot paha. Tapi tanpa Salah dan Firmino ternyata baik-baik saja. Mungkin justru lebih baik. Serangan tidak hanya fokus ke Salah. Yang biasanya dijaga ketat pemain lawan.

Wijnaldum pun bisa bikin dua gol. Hanya dalam dua menit. Dari kini kedua. Pemain pengganti yang membawa kemujuran.

Awalnya Liverpool seperti sudah pasrah. Sudah kalah 0-3. Para bintangnya cedera pula. Pun yang dihadapi raksasa.

Justru Liverpool main tanpa beban. Bermain lepas. Bebas. Kreatif. Dan hasilnya begitu dramatisnya.

Sampai pelatih Liverpool, Jurgen Klopp, kelepasan bicara. Anak asuhnya itu ia sebut sebagai “f**ck monster”. Saking hebatnya. Klopp pasrah kalau ucapannya di depan TV itu akan mengakibatkan jatuhnya sanksi. “Ini sudah jam 22.30. Semoga anak-anak sudah pada tidur,” ujarnya menyesali semoga ucapannya itu tidak ditiru anak-anak kecil.

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan