Mr Seven Eleven (2)

Renault dalam kesulitan besar. Nyaris bangkrut. Presiden Renault tertarik pada direktur Michelin yang masih muda itu. Direkrutlah Carlos Ghosn. Menjadi wakilnya. Dengan wewenang luas.

Saat itulah Ghosn melakukan banyak hal: mengubah organisasi perusahaan. Menjadi lebih ramping. Menyederhanakan proses produksi. Menstandarkan onderdil. Biaya-biaya tidak perlu dihapus. Dia mendapat gelar ”Mr Cut Cost”.

Intinya Carlos Ghosn berhasil menyelamatkan Renault. Sampai mampu membeli Nissan. Dan memimpin sendiri Nissan. Sampai berhasil. Bahkan bisa membeli Mitsubishi.

Satu lagi: Ghosn meletakkan dasar masa depan Nissan. Yakni mobil listrik. Nissan menjadi pelopor mobil listrik di Jepang. Dengan Nissan Leafnya. Dia merencanakan itulah saatnya Nissan akan mengalahkan Toyota. Di masa depan. Melalui mobil listriknya. Yang dia beri anggaran Rp 70 triliun.

Begitu istimewa kepemimpinannya di Nissan. Sampai mampu merebut pasar. Dan merebut hati rakyat Jepang.

Yang tidak berhasil saya temukan adalah: mengapa dia memutuskan mundur dari jabatan CEO Nissan. Di tahun 2017 lalu. Tinggal mempertahankan jabatan Chairman.

Ini menimbulkan spekulasi yang sangat ramai. Tidak cukup ada alasan pengunduran dirinya itu. Yang jelas jabatan CEO Nissan berikutnya di tangan orang Jepang sendiri: Hiroto Saikawa. Satu tahun lebih tua dari Ghosn.

Tidak banyak yang bisa diketahui siapa Saikawa. Kecuali bahwa dia orang dalam Nissan. Lulusan Universitas Tokyo. Studi ekonomi.

Berarti Saikawa adalah kolega Ghos sendiri. Setahun di tangan Saikawa penjualan Nissan merosot. Sebagai Chairman Carlos Ghosn ke Tokyo. Mengadakan rapat. Konon di rapat itulah Ghosn mengeluarkan kata-kata: akan mengganti Saikawa.

Tidak sampai sebulan setelah rapat itu laporan masuk ke pihak berwajib: Carlos Ghosn melakukan tindak pidana. Melaporkan bonusnya lebih kecil dibanding yang diterima. Untuk mengurangi pajak.

Ghosn dipanggil pihak berwajib. Saat itu ia lagi berada di Lebanon. Ia merasa tidak bersalah. Dia berniat memenuhi panggilan itu. Akan menjelaskan duduk persoalan sebenarnya. Menurut versinya.

Hari itu tanggal 19 Nopember 2018. Ghosn terbang dari Beirut. Ke Tokyo. Dengan private jet. Setiba di bandara Haneda ternyata dia langsung ditangkap. Dimasukkan tahanan.

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan