Mr Seven Eleven (2)

Ghosn memang masih sering pulang ke Lebanon. Dia merasa orang Lebanon. Kakek-neneknya orang Lebanon. Penganut Kristen Maronite. Sang kakek berimigrasi ke Brasil. Ke sebuah kota yang terpencil: Guapore. Dekat perbatasan dengan Bolivia.

Di Brasil sang kakek berdagang karet. Juga hasil bumi. Isterinya ditinggal di Beirut. Anak lelakinya, ayah Carlos Ghosn, ikut ke Brasil. Kawin dengan perempuan Lebanon juga.

Lahirlah Carlos Ghosn. Di kota kecil lainnya: Porto Velho. Tidak jauh dari Guapore. Saat berumur dua tahun Carlos Ghosn jatuh sakit. Tidak bisa disembuhkan. Menurut dokter sakitnya si anak lantaran kualitas air di Porto Velho. Yang tidak melalui proses pengolahan air. Penduduk di sana masih menggunakan air tanah.

Keluarga ini pindah ke kota besar di Brasil: Rio de Jaenaro. Demi kesembuhan sang anak. Tapi tidak juga sembuh.

Di umur enam tahun Carlos Ghosn dikirim ke Lebanon. Diasuh neneknya yang tinggal di Beirut. Di situlah Carlos Ghosn sekolah. Sampai tamat SMA. Dia menjadi bisa berbahasa Perancis dan bahasa Arab. Dari semula hanya bisa berbahasa Portugis dan Inggris.

Carlos Ghosn meneruskan sekolahnya di Paris. Di politeknik mesin. Politeknik Ecole yang sangat terkenal.

Setamat politeknik Carlos Ghosn bekerja di pabrik ban terkemuka di Eropa: Michelin. Milik Perancis. Kerjanya sangat bagus. Pangkatnya naik terus. Umur 30 tahun ia sudah menjabat direktur operasional Michelin.

Carlos Ghosn tidak pernah pindah-pindah. Selama 18 tahun penuh dia bekerja di Michelin. Sampai menjadi pimpinan Michelin tertinggi di Amerika Latin. Yang kantornya di Rio de Jaenaro. Di kota masa kanak-kanaknya.

Lalu pindah menjadi pimpinan Michelin di Amerika dan Kanada. Di dua benua itu Ghosn bikin lompatan besar. Termasuk membeli pabrik ban Amerika: Uniroyal Goodrich Company.

Akhirnya Ghosn ditarik ke kantor pusat di Paris: menjadi direktur operasi Michelin Holding. Saat umurnya baru 30 tahun. Saat itu perusahaan mobil terbesar Perancis lagi bermasalah: Renault. Kalah dengan mobil Jerman: BMW, VW dan Mercy. Kalah juga dengan mobil Itali: Fiat.

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan