BANDUNG – Perkembangan asuransi di Indonesia masih memiliki potensi besar. Sebab, selama ini kesadaran masyarakat terhadap pentingnya berasuransi masih rendah.
Head of Brand & Product Campaign Manulife, Henry Widagdo mengatakan, tingkat pemahaman masyarakat terhadap pentingnya asuransi masih kurang. Bahkan, jika dibandingkan dengan negara lain masyarakat Indonesia belum sepenuhnya mengakses asuransi.
Dia mengatakan Asosiasi Asuransi Jiwa Indonesia (AAJI) pada tahun 2017 lalu pernah merilis bahwa masyarakat Indonesia yang memiliki asuransi baru mencapai 1,3 persen.
“Tahun sekarang tidak ada bedanya hanya ada peningkatan sedikit saja, dan angka tersebut, sangat jauh dibandingan dengan jumlah penduduk Indonesia,” kata Henry kemarin (12/9).
Untuk itu, melalui program andalan Manulife akan mencoba melakukan edukasi dan sosialisasi ke masyarakat langsung. Dengan begitu, masyarakat akan paham pentingnya berasuransi.
Lebih lanjut Henry mengatalkan, salah satu manfaat dari kepemilikian asuransi adalah merencanakan masa tua atau saat memasuki masa pensiun.
Berdasarkan hasil survey Manulife Investor Sentiment Index (MISI) 2017 lalu, sebanyak 81 persen masyarakan optimistis menghadapi masa tua mereka.
Hanya 19 persen yang merasakan khawatir akan kehabisan uang saat memasuki masa pensiunan nanti.