Lahan Kritis Penyebab Bencana!

BANDUNG – Kawasa Bandung Utara (KBU) sejauh ini banyak mengalami alih fungsi lahan. Sebab, pembangunan perumahan di wilayah itu sudah tidak terkendali. Bahkan, diduga banyak yang tidak mengantongi izin.

Selain itu, dibeberapa titik diwilayah itu, kondisi lahan sudah sangat kritis. Terlebih masyarakat setempat banyak yang memanfaatkan menjadi lahan pertanian. Padahal, seharusnya KBU adalah daerah resapan air.

Melihat kondisi ini, Pemerintah Daerah (Pemda) Provinsi Jawa Barat (Jabar) akan terus berupaya mengatasi permasalahan  itu, Terutama. lahan kritis yang ada di Kawasan Bandung Utara (KBU).

Menanggapi hali tersebut Gubernur Jabar Ridwan Kamil berjanji akan membahas upaya pemulihan KBU bersama dinas dan pemda terkait, salah satunya membentuk Badan Otoritas Cekungan Bandung.

“Kami menyusun Badan Otoritas Cekungan Bandung, sekarang sedang dibentuk. Di situlah nanti pengaturan KBU punya tim yang tegas,” ucap Ridwan Kamil saat ditemui di Gedung Ste belum lama ini.

Selain itu,  untuk pemulihan pihaknya juga akan melibatkan Satuan Tugas (Satgas) Citarum Harum karena KBU berada di bawah ranah Daerah Aliran Sungai (DAS) Citarum. Bahkan, dia mengakui untuk penegakan hukum di KBU selama ini dirasa kurang maksimal. Untuk itu,  Satgas Citarum Harum akan dilibatkan.

“KBU juga ‘kan masuk ranah anak DAS Citarum, maka nanti dalam penegakan hukum akan dilibatkan juga TNI sebagai bagian dari program Citarum Harum,” tutur Emil.

Pria yang akrab disapa Kang Emil ini mengatakan, Pemda Provinsi Jabar akan mencanangkan program penanaman 25 juta pohon produktif di Jabar mulai awal Januari 2020, termasuk di lahan kritis KBU.

Namun khusus untuk KBU, program akan dilakukan lebih awal yakni pada Senin 9 Desember 2019 dengan menanam sebanyak 6.000 pohon di titik-titik yang dinilai menjadi penyebab banjir bandang.

“Jadi kita sudah canangkan program 25 juta penanaman pohon di Januari 2020. Tapi mulai Senin besok (9/12) enam ribu pohon produktif akan ditanam dulu di KBU,” kata Emil.

“Senin (hari ini)  akan ditanam dulu di lahan-lahan kritis atau di area yang dulu sempat jadi terduga sumber banjir di Cicaheum,” ujarnya mengakhiri.

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan