Kursi Roda

Tapi semua itu sudah lama berlalu. Sang calon maha­raja sudah menjadi maha­raja. Sudah punya isteri ke­empat: seorang jendral Ang­katan Darat. Berumur 40 tahun.

Saat isteri pertama mener­ima gelar baru itu sang jendral ikut ndlosor di lantai. Men­emani Princess Patty yang lebih dulu ndlosor di lantai. Sama-sama berumur 40 tahun. Princess Patty ndlosor di se­belah kursi roda ibunya. Den­gan pakaian kerajaan biru muda.

Ratu Suthida juga turun dari tempat duduknya di kursi sebelah raja. Yakni saat Raja memberikan gelar kepada dua adik perempuannya. Saat itu ratu Suthida langsung duduk di lantai. Di sebelah adik iparnya itu.

Apa pun yang terjadi, wani­ta di kursi roda itulah yang kelak akan berstatus ibunda Raja (ratu) Thailand.

Tiga anak dari isteri kedua juga hadir di acara itu. Mereka juga memberi hormat pada raja dengan ndlosor di lantai. Mereka juga menerima peng­hargaan sebagai anak-anak raja.

Hanya mantan isteri ketiga yang tidak tampak. Demikian juga anak-anaknya. Saat diceraikan dulu istri ketiga itu mendapat ‘pesangon’ seki­tar Rp 80 miliar. Tapi semua gelarnya dicopot. Beserta gelar seluruh keluarganya. Dengan tuduhan korupsi. Merusak gelar bangsawan raja. Untuk mengobyek dalam bisnis mereka.

Sang maharaja kini telah penuh bertahta. Setelah disucikan den­gan air lima sungai dan empat danau. Rakyat kelihatannya akan melupakan masa lalu sang raja.(Dahlan Iskan)

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan