KPU Tampik Kotak Suara Rusak

JAKARTA – Komisi Pemilihan Umum (KPU) menanggapi santai temuan kotak suara pemilu yang rusak di wilayah Subang dan Depok. Meski demikian, KPU akan melihat langsung ke lokasi karena kotak tersebut rusak.

Ketua KPU Arief Budiman mengatakan, kotak suara yang telah diproduksi yang rusak diproduksi sebagai pengumpul surat suara bukan untuk mengangkut barang lain.

”Kotak suara sudah sesuai dengan spesifikasi dimana fungsinya sebagai tempat mengumpulkan surat suara saat pemilu. Bukan untuk mengangkut barang lain yang berisikan kertas suara,” kata Arief di kantornya, Jakarta, Jumat (1/2).

Namun demikian, Arief menuturkan pihaknya akan melihat secara langsung kotak suara yang rusak tersebut.

”Ya nanti kita cek dulu. Yang jelas kotak suara itu sebelum diprpoduksi spesifikasinya sudah dicek, sudah diperhitungkan bahwa dia akan mampu menjalankan fungsi sebagai kotak suara, jadi bukan sebagai barang angkut lain-lain,” beber Arief.

Lebih lanjut Arief mengatakan, kondisinya harus sesuai dengan yang ditentukan KPU. Jika di kondisi yang terdampak bencana alam seperti banjir, kotak suara tersebut dipastikan kondisinya sudah berubah.

”KPU juga tidak langsung mengganti kotak suara tersebut. Kalau rusak ganti, kalau enggak rusak ya gak usah diganti,” terangnya.

Arief memaparkan, untuk produksi kotak suara, bilik suara, tinta, segel, dan hologram sudah rampung dilaksanakan. Saat ini KPU masih fokus kepada produksi surat suara, formulir dan kebutuhan perlengkapam oengutuan suara di TPS.

Yang diproduksi KPU provinsi maupun KPU kabupaten/kota. Pena, paku, alas coblos itu diproduksi teman-teman daerah.

”Yang diproduksi KPU RI adalah barang-barang yang spesifikasinya sama. Misalnya tinta kalau kami persilakan mereka produksi sendiri-sendiri nanti kualitasnya beda. Surat suara standarnya sama. Segel, hologram standarnya sama diproduksi KPU RI,” tuturnya.

Sebelumnya, kotak suara penyok ditemukan ditempat penyimpanan saat inspeksi mendadak Badan Pengawas Pemilihan Umum (Bawaslu) Jawa Barat.

Anggota Bawaslu RI, Afifuddin mengaku mendapat laporan saat jajarannya memilih secara acak ribuan kotak suara yang tersimpan di gudang. Pihaknya menguji dengan cara diduduki.

Afif menduga kelembaban di gudang menjadi salah satu penyebab kotak suara menjadi penyok. ”Jika kelembaban berbeda ketika kotak suara baru datang. Selain kotak suara, segelnya pun dinilai kuran baik jika dibandingkan Pemilu 2014 lalu,” tukasnya.

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan