Kopi kabupaten Bandung Juara Bertahan di KKSI 2019

”Harapannya event seperti ini terbentuklah bagaimana kita style atau gaya atau etos kerja yang berorientasi kepada kualitas kopi yang harus berkualitas dunia, maka saya sangat berharap para pelaku kopi tetap menjaga komitmen kualitas dan aturan bisnis internasional,” paparnya.

Sementara itu, salah satu juri di KKSI, yakni Yusianto sekaligus sensory analyst (penguji cita rasa) di Puslitkoka, Jember, Jawa Timur mengatakan, ada beberapa tujuan digelarnya KKSI, yakni inventarisasi karakteristik mutu fisik dan citarasa kopi Spesialti dari seluruh Indonesia, memilih kopi yang terbaik hasil panen tahun kompetisi yang berlangsung dengan memiliki mutu fisik dan citarasa terbaik.

Sedangkan, lanjutnya, spesifikasi penilaian kopi dibagi menjadi 3 yaitu kopi arabika Fullwash, Natural dan kopi Robusta dan penilaian nya yaitu fisik kopi harus baik yakni Fragrance atau aroma, acidity, body, flavor, Sweetness, Clean Cup, Balance, Uniformity, Aftertaste, dan yang terakhir Overall yaitu bagaimana keseluruhan rasa kopi, apakah begitu kompleks namun tetap menarik, atau terlalu sederhana dan tak berkesan.

”Sedangkan Robusta tidak ada acidity tapi acid, sehingga kopi Robusta yang di tilai yaitu semakin tinggi acid semakin enak dan semakin swite semakin enak,” kata Yusianto.

Dia menerangkan, harapannya di gelar KKSI ini yaitu, agar para petani semakin pede, dan memiliki nama, kalau ada nama maka para petani banyak bantuan dari pihak pemerintah, Makanya kalau dia juara 1, 2, 3 dan juara favorite dan sebagainya, maka pemerintahan akan memperhatikan, biasanya untuk petani yang sudah juara itu maka akan serius di dalam merawat kebun, memanen dan pengolahan.

”Oleh karena itu, KKSI digelar agar para petani serius mengolah kebun dan cara mengolah kopinya, sehingga pihak pemerintah dalam memberikan bantuan tepat pada sasarannya,” pungkasnya. (yul/rus)

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan