Komarudin Sebarkan Optimis Sembuh bagi Penderita Stroke

Terik matahari melepas perjalanan Komarudin Rahmat dari Kota Bandung. Pria berusia 65 tahun itu akan berjalan kaki ke Jakarta untuk membawa misi ‘Penyebaran Optimis Sembuh bagi Penderita Stroke’.

FERBANG RIZKI Cimahi

Misi pria kelahiran 25 Maret 1954 itu mulai dilakukan pada Jumat (25/10). Langkah Komaruddin begitu mantap menginjak jalanan beraspal Padasuka, yang merupakan perbatasan Kota Cimahi dengan Kabupaten Bandung Barat (KBB).

Ditangannya, ada bendera merah putih yang digenggam erat. Tak lupa sebuah topi pun Komarudin kenakan untuk menangkis teriknya matahari siang itu. Deru suara kendaraan akan menjadi teman dalam perjalannya.

Rencananya, Komarudin akan melewati rute Cikalong Wetan menuju Purwakarta, Cikampek dan Bekasi. Kemudian tiba di Jakarta 29 Oktober mendatang, bertepatan dengan Hari Stroke se-Dunia.

”Tapi saya enggak ‘ngoyo’, mau mundur dua hari juga enggak masalah. Yang penting, niat dan pesannya tersampaikan,” ujar Komarudin saat ditemui disela-sela perjalanannya.

Komarudin sendiri pernah mengalami penyakit stroke tahun 2012 lalu. Pembuluh darahnya pecah sehingga membuat tubuhnya lumpuh sebelah dan rasa kesemutan parah pada bagian kaki. Dia pun tak bisa menelan air liur, sedangkan matanya pedih tak karuan. Penyakit itu membuat kehidupannya berubah 180 derajat.

”Saya pensiun dari pekerjaan, ingin mengejar mimpi jadi budayawan Betawi. Sempat menggelar panggung lenong klasik, merugi dan terus kepikiran. Itulah titik poinnya,” ujar Komaruddin saat ditemui, Jumat (25/10).

Meski diterpa penyakit, Komarudin tidak mau menyerah. Selama enam bulan, dirinya terus melakukan terapi penyembuhan hingga akhirnya bisa berjalan lagi meski bahunya masih miring dan langkahnya diseret.

”Bagi saya ini peristiwa yang mencekam tapi luar biasa. Saat divonis stroke yang saya cari pertama kali adalah orang yang berhasil sembuh,” ujarnya.

Menurutnya, kunci menjauhi stroke adalah dengan selalu berpikiran positif, tidak mudah menyerah dan menjaga pola makan. Dia pun belajar teknik pernafasan untuk mengantisipasi anggota badan yang sulit digerakkan.

”Jangan menyerah, jangan hanya berbaring di kasur,” tegas Komarudin.

Beberapa tahun kemudian, Komaruddin berhasil pulih total dari penyakit mencekam itu. Ia pun berinisiatif untuk membuat kampanye sadar stroke dan menyebar optimisme sembuh kepada pengidap penyakit serangan otak tersebut.

Tinggalkan Balasan