Kolaborasi Revitalisasi Pantai Barat dan Timur Pangandaran

BANDUNG – Revitalisasi Pantai Barat dan Timur Pangandaran mengusung semangat kolaborasi. Sejumlah pihak, mulai dari Pemerintah Daerah Provinsi (Pemdaprov) Jawa Barat, Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Pangandaran, sampai asosiasi profesi, terlibat dalam peremajaan tersebut. Hal itu dilakukan sebagai upaya mewujudkan Kabupaten Pangandaran sebagai Kabupaten Wisata di Jawa Barat.

Revitalisasi dimulai dengan relokasi sekira 1.300 Pedangan Kaki Lima (PKL) di sepanjang bibir pantai Pangandaran. Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Pangandaran pun menyediakan empat pasar untuk para PKL.

Desain wajah baru Pantai Barat dan Timur Pangandaran sendiri akan memiliki jalur pedestrian yang lebih lebar dan nyaman, shower di tepi pantai, ikon baru, tower penjaga pantai guna meningkatkan keamanan, serta perbaikan drainase.

Sesuai kesepakatan Pemerintah Daerah Provinsi (Pemdaprov) Jabar dan Pemkab Pangandaran, penataan Pantai Barat dan Timur Pangandaran bertujuan untuk memberikan ruang terbuka publik kepada wisatawan dan masyarakat sekitar sekaligus memudahkan akses menuju pantai.

“Tujuan utamanya membuat pengunjung nyaman, dan pantainya bersih. Akan ada juga penambahan fasilitas,” kata Dian Heri Sofyan, desainer tim revitalisasi Pantai Barat dan Timur Pangandaran, dalam West Java Future Design di Gedung Sate, Kota Bandung, Sabtu (26/10).

“Misal, pengunjung setelah bermain pasir dan renang tentu ingin membersihkan badan, akan disediakan shower. Terus toilet diperbanyak. Nanti ada gazebo dan perbaikan drainase. Di pantai Timur ada penambahan ikon baru. Bentuknya seperti perahu,” imbuhnya.

Menurut Dian, aspek keselamatan dan keamanan pun tidak luput dari perhatian. Rencananya, pada tahap I, akan dibangun tower penjaga pantai. Dengan begitu, kata dia, pengunjung yang berenang atau bermain di sepanjang pantai akan lebih kerasan.

“Tidak hanya penataan di daratnya, tapi juga di lautnya. Sesuai arahan dari Pemdaprov Jabar, kami akan membuat Break Water tahap I yang sedang dibangun,” ucapnya.

Adapun studi literatur revitalisasi Pantai Barat dan Timur Pangandaran merujuk kepada pantai-pantai yang berada di Hawaii. Meski begitu, Dian menyatakan bahwa revitalisasi tidak akan menghilangkan budaya maupun ciri khas dari Pangandaran itu sendiri.

Ambil contoh, kegiatan nelayan eret atau nelayan yang menangkap ikan dengan cara menarik jaring di bibir pantai pun akan difasilitasi. Apalagi, banyak wisatawan yang tertarik dengan kegiatan tersebut.

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan