KKI Selalu Tanamkan Jiwa Peduli Terhadap Sesama

CIMAHI – Presiden Kushi­nryu M Karatedo Indonesia (KKI)/Guru Besar KKI Indo­nesia, Shoke Horyu Matsu­zaki meminta setiap dojo untuk kompak jangan ribut. Pasalnya, KKI selalu men­anamkan jiwa sportivitas dan kepedulian terhadap sesama.

Hal tersebut diungkapkan­nya, disela-sela menghadiri acara buka bersama Keluarga besar Vira Prakarsa Yudha Sawa Dojo, Kushinryu M Ka­ratedo Indonesia (KKI) ber­saman 400 anak yatim piatu dan duafa di GOR Bung Tomo Disjasad, Kota Cimahi, Sabtu (18/5) malam.

Menurutnya, kegiatan buka bersama dengan anak yatim piatu dan dhuafa ini menjadi salah satu wujud kepedulian dari setiap dojo dalam mem­bantu masyarakat.

”Saya melihat di Indonesia fasilitas dojo bagus, kompak, percaya diri. Itu jadi modal bisa bersaing karena orang Indonesia punya kemam­puan termasuk prajuritnya dalam membangun bangsa,” kata Horyu Matsuzaki.

Ditempat yang sama, Pela­tih Vira Prakasa Yudha Sawa Dojo yang juga juara dunia karate lima kali berturut-turut, Sensei Sawanori Mat­suzaki mengungkapkan, ke­giatan buka bersama ini se­bagai ajang silaturahmi dan kebersamaam setiap dojo.

”Disini agar setiap dojo-dojo bisa ketemu, sekaligus berbagi dengan anak-anak kurang mampu,” kata Sensei Sawanori Matsuzaki.

Dia berharap budaya sila­turahmi ini terus dibina oleh setiap dojo di daerah. Tujuan­nya untuk membangun hu­bungan emosional serta mengabarkan berbagai per­kembangan terbaru meng­ingat olahraga ini berkembang sangat pesat di Indonesia.

”Kami berharap murid dari setiap dojo baik dari kalangan umum, yatim piatu, termasuk prajurit, bisa cepat menga­dopsi ilmu-ilmu terbaru,” ucapnya.

Terkait fasilitas Vira Prakar­sa Yudha Sawa Dojo Disjasad yang berada di Baros Cimahi, dia menilai sudah sangat len­gkap dan bagus. Tinggal ba­gaimana individu anak atau murid, apakah memiliki disiplin dan kemauan yang kuat untuk maju bersaing. Oleh sebab itu orang tua atau keluarga harus mensupport penuh ketika anaknya berlatih sejak dini. Jangan buang waktu anak ha­nya untuk bermain yang tidak ada manfaatnya.

”Perkembangan olahraga ini di Indonesia bagus, di Bandung saja dojo ada di Ujungberung, Kosambi, Kejaksaan, termasuk di Disjasad. Kami juga banyak melatih TNI hingga anak yatim piatu, yang jika tidak mampu, mereka tidak perlu bayar, asal­kan kemauannya kuat,” pung­kasnya.

Tinggalkan Balasan