Kementan Tumbuh kembangkan Petani Milenial

SOLOKANJERUK – Ang­gota Komisi IV DPR RI Cucun Ahhmad Syamauril dianggap paling ’rewel’ dalam mem­perjuangkan kebutuhan pelaku utama pertanian di Indonesia, khususnya di Ka­bupaten Bandung dan Bandung Barat.

Hal tersebut diungkapkan, Kepala Badan Penyuluhan Pengembangan dan Sumber Daya Manusia Pertanian Ke­menterian Pertanian RI Momon Rusmono usai kegiatan Temu Teknis Penyuluh dan Petani Menuju Lumbung Pangan Du­nia 2045, di Graha Alif Jalan Sastra Solokan Jeruk, belum lama ini.

Menurut Momon, dengan apa yang dilakukan Cucun maka secara tidak langsung anggota Komisi IV DPR RI tersebut sudah menudukung program pembangunan dari Kementerian Pertanian.

”Karena itu, kami mengucap­kan terima kasih kepada semua Pimpinan dan Anggota Ko­misi IV DPR yang sudah men­dukung program pembangunan kami,” ujar Momon.

Dikatakannya, dalam pelaks­anaan temu teknis penyuluh tersebut, pihaknya tidak hanya mengundang penyuluh per­tanian dan petani saja, tapi petugas teknis, petugas pengendali organisme peng­anggu tumbuhan, petugas medik dan para medik juga turut dihadirkan.

”Mereka itu kan sebagai garda terdepan dalam bidang pertanian. Mereka sebagai pelaku utama pertanian. Ke­hadiran mereka itu dalam rangka membangun petani menjadi lebih paham dalam pertanian,” katanya.

Dia menjelaskan, temu teknis penyuluh dan petani, meru­pakan upaya menumbuh kembangkan petani milenial atau petani usia 19 sampai 39 tahun. Perlunya petani jiwa milenial atau adaptif (mudah menyesuaikan terhadap keada­an) sebab, petani milenial selalu mengikuti perkembangan informasi dan digital.

”Tidak hanya pelatihan kami juga berikan bantuan alat me­sin pertanian dan sarana per­tanian lainnya. Setelah diberi bantuan, para petani tersebut harus dikawal penyuluh per­tanian lapangan,” jelasnya.

Ditempat yang sama, Cucun menambahkan, peyuluhan tersebut merupakan salah satu cara untuk merangsang kaum milenial agar mau bertani. Un­tuk itulah, adanya bantuan alat-alat mesin pertanian (alsintan) modern dan pelatihan-pelatihan di bidang pertanian.

“Bantuan alsintan yang dibe­rikan untuk kelompok tani (poktan) di Kabupaten Bandung dan Kabupaten Bandung Barat ini merupakan wujud nyata kinerja Kementan yang sudah kita beri amanat mengelola APBN, di mana setiap tahunnya betul-betul luar biasa upaya pemerintah dalam melakukan modernisasi pertanian mela­kukan langkah-langkah inova­tif,” imbuhnya.

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan